Rabu, 07 November 2012

Resume : Peranan Studi Sedimentologi dan Stratigrafi Pada Eksplorasi Batubara



Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan yang bisa terbakar, mengandung lebih dari 50% (berat) material karbonan, terbentuk dari pemampatan berbagai jenis sisa tumbuhan dalam waktu yang lama. Pembentukan gambut merupakan tahap awal terbentuknya batubara. Gambut dapat terbentuk jika memiliki kondisi lingkungan yang kandungan oksigennya terbatas, tingkat keasaman, dan kehadiran mikroba.

Pembentukan Gambut
Dalam konteks ilmiah geologi batubara, tempat/lahan basah atau ekosistem dimana gambut terakumulasi disebut sebagai suatu mire. Suatu mire dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah evolusi flora, iklim, dan posisi geografis / struktur daerah. Jenis dan perkembangan mire dibedakan berdasarkan genesa dan suplainya. Berdasarkan genesanya, jenis dan perkembangan mire dibagi menjadi 2, yaitu :
·         paludification (swamping) : pembentukan mire di atas tanah berhutan, padang, basement, dan lain-lain oleh karena adanya proses autogenik atau perubahan iklim.
·         Terrestrialization : pembentukan mire dengan pengisian material organik pada tubuh air, misalnya dengan adanya ekstensi tumbuhan di pinggir danau.
Sedangkan berdasarkan suplainya, tipe dan perkembangan mire dibagi menjadi dua, yaitu:
·         Ombrotrophic : suplai nutrien untuk tumbuhan hanya berasal dari air hujan. Gambut yang terbentuk pada kondisi ombrotrophic disebut ombrogenous.
·         Mineratrophic (Rheotrophic) : suplai nutrien berasal dari mineral dalam tanah atau batuan, bisa juga berasal dari aliran air sungai / danau. Gambut yang terbentuk pada kondisi ini disebut topogeneous.

Suatu gambut dapat tumbuh dengan baik jika memiliki lingkungan pengendapan yang sesuai dengan karakteristik dari penyusun gambut tersebut. Deposit gambut terbentuk dengan baik pada daerah yang mengalami penurunan cekungan. Suatu endapan gambut dapat terbentuk dengan tebal jika memiliki beberapa persyaratan di bawah ini :
·       Air tanah naik secara perlahan, sehingga muka air selalu konstan mengikuti posisi permukaan deposit gambut. Jika muka air naik terlalu cepat (misal oleh karena penurunan cekungan/subsidence yang cepat atau pada daerah paralik, gambut akan tenggelam dan sedimen limnik atau laut akan terdeposisi. Sebaliknya jika penurunan cekungan terlalu lambat (jauh lebih lambat dari pembentukan gambut) maka gambut akan rusak karena teroksidasi dan tererosi.
·       Mire terlindungi dari adanya penggenangan (banjir) oleh air sungai atau laut yang cukup besar dan lama.
·       Tidak ada interupsi oleh deposisi sedimen fluviatil.

Pengendapan Batubara Beserta Fasiesnya
Pada batubara sendiri memiliki beberapa lingkungan pengendapan yang memungkinkan untuk terbentuknya suatu batubara. Secara umum lingkungan pembentuk batubara dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu
a.  lingkungan paralik atau marginal marine (daerah pesisir) dan
b.  lingkungan limnik atau air tawar.
Pada lingkungan paralik atau marginal marine, terdapat beberapa sub-lingkungan dimana batubara umum terbentuk, yaitu pada:
  • estuarin, lagun dan teluk: pada lingkungan ini terjadi deposisi sedimen klastik dan material organik dari marsh/swamp (paya/rawa) di sekitarnya serta kontribusi alga in situ.

Estuari

  • Crevasse Splay
Limpasan material sedimen di gabian delta dari distributary. Bentukan gambutanya seperti meliuk-liuk.

Crevasse Splay

  • coastal marsh: lingkungan ini berada pada daerah rendah di belakang gosong pantai sehingga terpisah dari laut. Akan tetapi pada saat terjadi pasang tinggi dan badai, coastal marsh secara periodik dipengaruhi oleh air laut. Tumbuhan yang terdapat pada lingkungan ini adalah tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi salinitas. Tumbuhan yang umumnya ditemukan pada coastal marsh daerah tropis adalah berupa mangrove.
  • Lower delta plain marsh/swamp: fasies ini terutama berupa daratan/pulau interdistributer yang ditumbuhi tumbuhan (mangrove) pada delta bagian depan yang berhadapan dengan laut. Pada saat terjadi pasang tinggi dan badai, air laut yang masuk dapat menyebabkan penambahan sulfur sehingga menyebabkan terbentuknya deposit gambut yang kaya akan pirit. Selain itu pada saat banjir, sedimen berbutir halus dapat diendapkan bersama material tanaman sehingga terbentuk gambut yang kandungan abunya tinggi.


Lower Delta Plain

Lingkungan limnik atau air tawar merupakan lingkungan yang didominasi oleh air tawar (atau di atas level pasang tertinggi) dan tidak memiliki hubungan hidrologis secara langsung dengan laut. Sub-lingkungan yang membentuk deposit batubara adalah:
  • fluvial swamp (termasuk upper delta plain swamp):  rawa fluvial banyak terdapat pada dataran banjir fluvial oleh karena terlindung dari suplai sedimen oleh adanya leeve sepanjang teras sungai. Gambut/batubara yang dihasilkan dapat berselang-seling dengan lapisan pasir atau lempung yang terbawa oleh adanya banjir. Kadang pembentukan gambut pada lingkungan ini juga diselingi dengan adanya fasies danau.


Upper Delta Plain

  • danau: pembentukan gambut terutama terjadi pada pinggir danau, sedangkan pada posisi yang lebih dalam terbentuk lumpur organik oleh karena minimnya sirkulasi air.
  • upland bog:  gambut juga dapat terbentuk pada lingkungan yang tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi fluviatil, akan tetapi tetap terjadi drainasi dan akumulasi material klastik tidak terlalu banyak melampaui akumulasi tumbuhan.

Peranan Studi Sedimentologi dan Stratigrafi Terhadap Eksplorasi Batubara
Suatu eksplorasi batubara sangat erat kaitannya dengan studi sedimentologi dan stratigrafi. Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, penyelidikan (umum – detail) dan evaluasi untuk menemukan batubara yang bernilai ekonomis. Informasi yang ingin diketahui dari eksplorasi antara lain :
·          Lokasi keterdapatan
·         Bentuk lapisan batubara
·         Ukuran
·         Kualitas
·         Jumlah cadangan
·        Tebal lapisan penutup
·         Nilai ekonomis

Dalam suatu eksplorasi batubara sangat memperhatikan kriteria geologi. Kriteria geologi adalah gejala geologi yang mengendalikan keterdapatan setting tektonik geologi batubara. Pemahaman terhadap setting geologi dapat melokalisai daerah yang mempunyai indikasi kuat terdapat sumberdaya endapan batubara sehingga dapat membantu dalam penentuan, tahapan, metode, dan teknik eksplorasi sumberdaya batubara. Kriteria geologi untuk eksplorasi batubara ini meliputi : geotektonik, geomorfologi, litologi, struktur geologi, startigrafi, sedimentologi, magmatogenik, paleogeografi, paleoklimatologi, umur geologi, dan sejarah penambangan.
Namun pada kasus ini lebih ditekankan pada studi sedimentologi dan stratigrafi mulai dari lingkungan pengendapan sampai sikuen stratigrafi. Kriteria sedimentologi digunakan untuk mengenali lingkungan terbentuknya endapan batubara. Pengaruh lingkungan pengendapan ini terhadap :
·         Geometri
·         Ketebalan
·          Frekuensi
·         Kualitas
·        Kandungan abu
·        Nilai kalori
·         Tumbuhan dan endapan sedimen yang berasosiasi
·         Variasi komponen vertikal (ketebalan) endapan batubara.

Sedangkan untuk kriteria stratigrafi memiliki beberapa peranan di dalam eksplorasi batubara, diantaranya : kriteria stratigrafi akan sangat memperhatikan secara khusus pada formasi yang mengandung batubara dengan melihat secara detail penampang stratigrafinya. Umumnya formasi pengandung lapisan batubara umumnya dihubungkan dengan tipe-tipe endapan batubara di Indonesia. Misalnya saja tipe endapan batubara di Sumatra Selatan dengan temapat-tempat lain yang berumur Tersier. Selain itu, dengan mengetahui kriteria stratigrafi untuk eksplorasi batubara ini dapat menentukan fasies batubara dari suatu penampang stratigarfi tertentu sehingga seorang geologist dapat mengetahui penyebaran akan potensi batubara tersebut.





DAFTAR PUSTAKA


British Coal., 1964. Coal Classification System (revison of 1964 system), National Coal Board, London.

Surjono, S.S, Eksplorasi Geologi Batubara., Diktat Geologi Batubara Lanjutan., tidak dipublikasi

Surjono, S.S, Pembentukan Batubara., Slide Presentasi., tidak dipublikasi

Thomas, Larry., 2002., Coal Geology., Jhon Wiley & Sons, LTD., England



Sabtu, 03 November 2012

Buah Kegagalanku di Tahun 2007


Hello Readers !

Kemarin tgl.3 November 2012, iseng-iseng saya ikut lomba menulis cerita inspiratif yang diambil dari kisah nyata. Nama lomba tersebut adalah Cipta Karya Inspiratif Gama Raya 2012. Entah, saat itu langsung terinspirasi untuk menulis tentang kisah hidup sendiri selama di UGM. Menang atau tidak, semoga karyaku dan kisahku dapat menginspirasi banyak mahasiswa di Indonesia untuk bisa menggapai cita-citanya.

Selamat Menikmati ! :)

*********************************************************************************

Masih jelas dalam ingatan, ketika itu tahun 2007 saya duduk di bangku SMA kelas 3. Sebagai siswi kelas 3 SMA yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri, tentunya saya telah memiliki cita-cita untuk kuliah dimana dan jurusan apa. Ya, pada saat itu saya bercita-cita menjadi seorang Sarjana Teknik. Saya besar di kota Cimahi, sehingga Perguruan Tinggi Negeri yang saya gandrungi adalah Institut Teknologi Bandung (ITB). Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, saya sudah bercita-cita untuk kuliah di ITB. Alasannya karena saat itu saya melihat adek ayah saya yang menjadi Insinyur Pertambangan.

Rumah kami terjual
Waktu terus berjalan. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Begitu juga dengan keluargaku. Harta, kekayaan, dan kedudukan hanya milik Allah SWT. Ayahku adalah seorang pensiunan Pertamina. Beliau memutuskan untuk pensiun dini pada tahun 1995 karena mengalami kebosanan bekerja selama 32 tahun di Pertamina yang notabene sering bertugas di hutan untuk eksplorasi minyak bumi. Sejak itulah, kami sekeluarga pindah ke kota Cimahi, kampung halaman ayahku. Setelah pensiun, ayahku mulai berwirausaha di bidang transportasi. Perkembangan usaha ayahku sangat baik, bahkan saat itu mobil transportasi miliknya bertambah. Tetapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Mulai memasuki bangku SMA, usaha ayahku mulai merosot. Satu persatu mobil transportasi ayahku di jual untuk memenuhi kebutuhan pendidikan kami bertiga. Ya, saya adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Saat itu, kakakku yang pertama sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Sedangkan kakakku yang kedua sedang duduk di bangku SMA. Memang saat itu kebutuhan akan pendidikan sangat tinggi dan kedua orangtuaku tidak mau kami putus sekolah di tengah jalan. Mereka tidak peduli jika harta habis untuk menyekolahkan kami. Hal yang sangat meyedihkan ketika itu kami semua dikumpulkan oleh ayahku di ruang keluarga. Di sana beliau menceritakan semuanya. Kedua orang tuaku sudah sepakat untuk menjual rumah. Rumah yang selama ini kami tempati. Rumah yang dibangun dari hasil kerja keras ayahku di Pertamina. Bukan hal yang mudah untuk menerima itu semua. Pikiranku agak kacau karena hal itu. Terkadang aku ingin menghentikan cita-citaku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Tetapi orang tuaku selalu melarang hal itu. Mereka selalu menyemangatiku untuk selalu fokus dengan apa yang menjadi tugasku sekarang. Singkat cerita rumah kami terjual saat saya harus menghadapi ujian masuk PTN. Sedih rasanya untuk mengalami ini semua. Jujur saat itu pikiranku menjadi tidak fokus dengan apa yang sedang dihadapi. Kacau.

Gagal masuk ITB
            Sebulan setelahnya pengumuman ujian masuk PTN telah ada. Saat itu saya sedang bersama keluargaku dan salah satu sahabat menelepon. Dia berkata bahwa pengumuman ujian masuk PTN sudah ada. Saya meminta sahabat saya untuk melihatkan nomor ujianku apakah lulus atau tidak. Saat itu saya memilih Teknik Perminyakan ITB dan Teknik Geologi ITB. Allah SWT berkata lain. Saya tidak lulus ujian masuk PTN. Hati saya hancur, sedih, seketika itu pun saya langsung menangis dihadapan kedua orang tuaku. Gagal, ya saya gagal untuk melanjutkan pendidikan ke PTN. Banyak yang tidak menyangka jika saya gagal ujian masuk PTN. Di SMA saya selalu masuk peringkat tiga besar. Bahkan saat duduk di kelas 2 SMA saya juara 2 Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten dan Finalis Olimpiade Fisika Provinsi. Semua guru saya tidak percaya. Tetapi mereka terus menyemangati saya lewat pesan singkat karena saya tidak ingin bertemu siapa-siapa. Saat itu yang ada di dalam pikiran saya bahwa kedua orang tuaku telah menjual rumahnya untuk kuliah saya dan sekarang saya gagal untuk mewujudkan impian itu. Sakit sekali rasanya.
            Tidak berhenti di situ. Setelah gagal ujian masuk ITB kemudian saya mencoba tes beasiswa kuliah di P.T Siemens Indonesia. Informasi saya peroleh dari salah satu sepupu ibuku. Lokasi tes berada di Kota Cilegon. Ayah saya menemaniku untuk tes tersebut. Beruntung kami memiliki saudara di kota tersebut sehingga kami sangat dibantu untuk akomodasi di sana. Pagi harinya tes berlangsung dan sore hari pengumuman untuk beasiswa tersebut telah ada. Saya gagal lagi. Ya, gagal lagi dan lagi. Entah saya semakin pesimis dengan hidup saya saat itu. Saya merasa menjadi orang yang terbodoh di dunia, merasa sangat tidak berguna untuk keluarga saat itu. Pikiranku kacau dan hatiku hancur. Gagal untuk kesekian kalinya membuatku pesimis untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Orang tua saya memberikan kebebasan untuk memilih apakah ingin melanjutkan kuliah di swasta atau menunggu satu tahun untuk mencoba ujian masuk PTN di tahun mendatang. Saya berdoa dan meyakinkan diri bahwa saya memilih pilihan yang kedua. Ya, saya akan menunggu satu tahun untuk mencoba tes ujian masuk PTN di tahun mendatang. Singkat cerita, satu tahun lamanya saya menunggu untuk tes tersebut. Saya menghilang dari peredaran teman-teman. Saya dan keluarga pindah ke Kebumen. Di sana orang tua saya membangun rumah apa adanya dengan uang yang tersisa. Selama satu tahun tersebut saya mengisi waktu dengan ikut bimbingan belajar intensif, renang, dan les Bahasa Inggris. Begitulah rutinitas saya sehari-hari. Semangat saya membara untuk bisa menembus ujian masuk PTN. Saat itu saya menggantungkan cita-cita pada UGM untuk melanjutkan pendidikan. Entah, saya menjadi alergi terhadap ITB. Mungkin karena saya telah gagal menembus PTN tersebut. Setiap hari saya latihan soal ujian masuk PTN. Beribu-ribu soal saya habiskan. Tidak hanya itu, dengan kegagalan tersebut saya semakin dekat dengan-Nya.

Lulus Ujian Masuk UGM
Waktu terus berjalan. Tak terasa sudah memasuki tahun 2008. Pada bulan Maret 2008, saya tes UM UGM. Kali ini saya ditemani oleh ibu karena ayahku baru saja terkena serangan jantung. Antara sedih meninggalkan ayah saya yang sendirian di rumah dan harus tes ujian masuk UGM. Tetapi kali ini tekad saya bulat. Saya ingin membuktikan pada dunia bahwa saya bisa. Saya mempunyai kualitas. Saya ingin membuat bangga kedua orang tuaku. Dengan percaya diri saya ditemani ibu pergi ke Yogyakarta dengan menggunakan bis. Sesampainya di sana kami bermalam di penginapan UGM. Alhamdulillah, lokasi tes tidak jauh dari penginapan saya. Pagi itu, dengan percaya diri saya melangkah ke lokasi tes. Sebelumnya saya meminta doa restu sambil mencium tangan ibu. Sambil matanya berkaca-kaca, ibuku berkata, “Mbak Rani yang tenang ya ngerjain soalnya. InsyaAllah ibu berdoa semoga Mbak Rani lulus UGM. Nanti ibu sholat dhuha di Masjid Kampus.” Seketika itu pun saya menjadi sangat semangat. Saya yang notabene sedikit cengeng, saat itu sempat meneteskan air mata. Bel berbunyi dan saya pun masuk kelas. Dengan tenang saya mengerjakan soal UM UGM. Siang hari tes tesebut selesai. Saya dan ibuku kembali pulang ke Kebumen dengan menaiki bis.
            Sebulan kemudian pengumuman UM UGM. Selama sebulan menunggu pengumuman saya memperkirakan apakah saya lulus atau tidak dengan cara mencocokkan hasil jawaban saya dengan kunci jawaban yang ada. Malam itu adalah malam pengumuman UM UGM. Tepat jam 22.00 WIB saya memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat untuk mengetahui hasil pengumuman tersebut. Secepat kilat, pesan singkatku pun langsung dibalas dengan operator. Saat itu saya sedang sendirian di kamar dan kedua orang tuaku sudah tertidur. Saya membuka pesan singkat tersebut dengan tangan yang gemetaran. Seketika itu pun saya membaca “Selamat anda lulus UM UGM 2008-2009 dengan prodi Jurusan Teknik Geologi”. Luar biasa bahagianya saya, saya menangis tak terbendung. Sambil jerit-jerit saya membangunkan kedua orang tuaku. Saat itu mereka terbangun dan langsung memelukku erat sambil berucap, “Selamat ya, Nak”. Senang luar biasa. Saya sangat bersyukur dan pengorbanan selama ini tidak sia-sia. Saya semakin yakin dengan kebesaran-Nya. Allah SWT mempunyai jalannya tersendiri untuk menjadikan umat-Nya kuat dan tangguh dalam menjalani hidup. Ternyata UGM-lah yang terbaik untukku.

Perjuangan 4 tahun di Tekni Geologi UGM
            Hambatan tidak berhenti sampai di situ. Tahun 2008 tepatnya bulan Agustus saya memulai perkuliahan pertama di Teknik Geologi UGM. Berbagai mahasiswa/i dari seluruh propinsi di Indonesia dengan latar belakang sosial dan ekonomi berkumpul di sini. Mulai dari Pulau Sumatra, Kalimantan, Papua, bahkan dari luar negeri pun ada yaitu Timor Leste. Harus bisa survive. Itulah yang menjadi prinsip saya. Walaupun berangkat dari keluarga sederhana dan prihatin, saya harus dapat membuktikan bahwa saya bisa menyelesaikan studi di UGM. Ekonomi orang tua yang semakin merosot, mengharuskan ayahku untuk bekerja lagi. Tidak mungkin hanya mengandalkan uang sisa rumah kami yang terjual. Kemudian ayahku bekerja seadanya di perusahaan milik sepupu ibuku. Saat itu ayahku berumur 61 tahun dan sudah memiliki sakit jantung. Sebenarnya saya tidak tega untuk membiarkan ayah saya untuk bekerja lagi. Tetapi keadaan yang mengharuskan ini semua. Sedangkan kakak kedua saya sudah bekerja, namun dia pun harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu kakak saya juga melanjutkan kuliah ke jenjang S1 dengan uangnya sendiri. Pagi sampai siang dia bekerja, namun malam harinya dia harus kuliah. Sehingga dengan kebutuhannya yang seperti itu, kakakku tidak bisa membantu keseluruhan kebutuhan kuliahku. Maka dari itu, ayahku harus bekerja lagi.
            Jangan putus asa. Itu yang selalu ayahku bilang sesaat setelah meneleponku. Beliau selalu berpesan bahwa orang hidup ada yang mengatur dan harus percaya itu. Jika ada keinginan, ada usaha, dan doa, pasti ada jalan. Allah SWT tidak pernah tidur. Saya pun tidak hanya berdiam diri. Saya mencari beasiswa yang dapat membantu untuk meringankan beban finansial saya. Saat itu saya mendaftar beasiswa PPA dan Alhamdulillahnya saya mendapatkan beasiswa tersebut. Setiap enam bulan sekali saya menerima uang tunai dari UGM. Uang tersebut saya gunakan untuk membayar BOP sehingga ayah saya cukup membayar SPP saja.
            Kebutuhan kuliah sangat besar. Benar kata orang bahwa biaya kuliah itu besar. Saya merasakannya secara langsung. Mungkin untuk teman-teman yang berasal dari keluarga yang mampu, tidak pernah terpikirkan tentang itu semua. Karena ketika uang mereka habis, tinggal telepon orang tuanya, seketika itu pun uang akan ditransfer. Tetapi tidak untuk saya. Saya selalu khawatir setiap ada pengumuman untuk bayar ini, bayar itu. Takut jika saya dan orang tua saya tidak bisa membayar. Tetapi sekali lagi saya sangat yakin bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur.

Diangkat menjadi asisten
Prestasi saya sangat baik di Teknik Geologi UGM. IPK saya cumlaude untuk tahun pertama. Memasuki tahun kedua, tepatnya di semester 3 seorang dosen di laboratorium Bahan Galian memanggil saya. Ketika itu beliau mengajak saya untuk menjadi asisten praktikum di mata kuliahnya. Di jurusan kami, syarat untuk menjadi asisten praktikum harus menyelesaikan kuliah lapangan. Sedangkan saya, belum kuliah lapangan tetapi sudah diajak untuk menjadi asisten praktikum. Sungguh itu salah satu prestasi saya saat itu. Hal yang paling menyenangkan dari kejadian tersebut adalah dosen mempercayai saya untuk bisa menjadi asisten. Dosen percaya bahwa saya bisa. Bukan uang yang saya cari karena honor sebagai asisten tidaklah besar. Cukup untuk memenuhi kebutuhan saya yang kecil-kecil. 
Memasuki liburan semester di tingkat kedua, saya dan teman-teman Teknik Geologi angkatan 2008 harus menjalani kuliah lapangan. Saya mendapatkan kapling pemetaan di Boyolali. Bukan biaya yang kecil untuk menjalani kuliah lapangan tersebut. Hambatan finansial datang kembali. Saya sudah khawatir jika tidak bisa mengikuti kuliah lapangan ini. Akhirnya kedua orang tuaku memutuskan untuk meminjam uang di perusahaanya untuk bisa memenuhi kebutuhan kuliahku. Setiap bulan mereka menyicil untuk membayar hutang tersebut. Tidak sia-sia, saya menjalani kuliah lapangan tersebut dengan sangat serius. Saya memetakan kapling Boyolali seluas 4 km x 5 km selama 2 minggu. Allah SWT Maha Adil, saya yang tidak memiliki kendaraan tetapi tetap bisa menyelesaikan tugas lapangan tersebut. Dengan bantuan temanku (Reza dan Didit), saya bisa menuntaskan pemetaan dengan baik. Dua bulan waktu yang dihabiskan untuk analisa, pembuatan peta geologi, dan laporan akhir. Alhamdulillah saya mendapatkan nilai A untuk kuliah lapangan ini. Keyakinan saya terus bertambah. Saya semakin yakin bahwa Allah SWT Maha Besar. Dia selalu mendengar doa umat-Nya yang sungguh-sungguh.

Beasiswa Society of Petroleum Engineer (SPE) Java Section 2011
Tidak terasa saya telah menjalani dua tahun kuliah di Teknik Geologi UGM. Setelah menjalani kuliah lapangan, saya memasuki semester kelima. Sebagai mahasiswi di Teknik Geologi UGM, kegiatan saya tidak hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang. Sejak semester 3 saya telah terdaftar sebagai asisten praktikum Mata Kuliah Kristalografi dan Mineralogi di Lab. Bahan Galian dan menjadi pengurus aktif salah satu organisasi internasional di jurusan saya, SPE (Society of Petroleum Engineer) Student Chapter UGM. Organisasi ini berkecimpung di bidang energi di dunia. Saya senang memiliki banyak kegiatan, bertukar pikiran mengenai bidang energi dengan teman-teman dari jurusan Geofisika dan Teknik kimia. Sesuai cita-cita, setelah lulus saya ingin bekerja di Pertamina untuk menggantikan ayah saya.
Di SPE, tidak hanya belajar untuk membuat suatu acara, tidak hanya berdiskusi tentang energi di dunia, tetapi saya juga banyak mengikuti kompetisi berupa cerdas cermat se-Asia Pasifik yang saya ikuti misalnya saja Petrobowl 2011 di Jakarta dan OGIP (Oil and Gas Intelectual Parade) 2011 di UPN Yogyakarta. Semua hal itu karena saya manjadi pengurus aktif di SPE Student Capter UGM. Tidak hanya berhenti sampai di situ, manfaat sebagai mahasiswa yang aktif di organisasi pun saya peroleh di SPE SC UGM. Setiap tahun SPE Java Section selalu memberikan beasiswa sebesar Rp 5.000.000,- untuk para mahasiswa yang aktif di SPE. Saat itu saya mendaftar sebagai peserta. Syarat untuk mendaftar beasiswa tersebut, setiap mahasiswa harus memiliki IPK di atas 3,25 dan harus membuat suatu karya tulis sesuai tema terkait. Saat itu saya membuat karya tulis menggunakan energi yang terbarukan yaitu Energi Panas Bumi (Geothermal). Setelah seleksi administrasi, saya harus mempresentasikan hasil karya tulis saya di depan juri beasiswa tersebut. Pada saat itu saya diwawancarai oleh Bapak Teddy Komarudin dari Pertamina EP. Di sana saya diwawancarai mengenai kuliah, cita-cita, dan keluarga. Pengalaman yang luar biasa. Dua minggu setelah wawancara tersebut adalah pengumuman penerima beasiswa. Alhamdulillah dari sekian banyak peserta, saya menerima beasiswa SPE Java Section 2011. Saya diajak makan siang bersama pejabat-pejabat perusahaan perminyakan, Presiden SPE Java Section dan pengurus profesional, di Hotel Mulia, Jakarta. Selain itu, di sana saya juga bertemu dengan penerima beasiswa tersebut yang berasal dari ITB, UI, Universitas Trisakti, dan UPN Yogyakarta. Sungguh moment indah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Skripsi dan Beasiswa S2 Program Fasttrack Dikti
            Semester 7 pun telah datang. Saat itu dipikiran saya adalah bagaimana caranya lulus cepat sehingga dapat membahagiakan kedua orang tua. Sebagai mahasiswi tingkat akhir, saya harus mengemban tugas mulia, Skripsi. Tema skripsi pun telah saya tentukan sejak berada di bangku semester 6. Tetapi Allah SWT mempunya rencana lain. Pada semester 7 tersebut saya mendapatkan beasiswa S2 Program Fasttrack Dikti. Program Fasttrack adalah program akselerasi dari S1 ke S2. Jadi ketika di semester 7 di S1, saya pun telah menjalani semester 1 di S2 sekaligus menyelesaikan skripsi S1. Beasiswa tersebut mengharuskan saya untuk lulus 4 tahun di bulan Agustus 2012 pada program Sarjana, karena mulai bulan September 2012 saya sudah harus memulai mengerjakan tesis untuk S2. Seluruh mata kuliah S2 saya habiskan di tahun pertama. Di saat sibuk menjalani skripsi S1 di semester 8 dan kuliah semester 2 di S2, saya mewakilkan UGM untuk mengikuti Olimpiade Geologi Indonesia 2012 selama 1 minggu. Bersama keempat teman saya, kami berjuang untuk bisa mempertahankan gelar juara Olimpiade Geologi Indonesia. Bukan hal yang mudah, karena Teknik Geologi UGM ketiga kalinya telah mempertahankan gelar juara 1 mulai dari tahun 2006, 2008, dan 2010. Saat itu saya dan tim berjuang keras untuk itu. Berkat doa dan usaha, tim UGM dapat mempertahankan gelar Juara 1 Olimpiade Geologi Indonesia 2012. Luar biasa sangat bangga.

Sarjana Teknik di tangan
            Setelah lomba tersebut saya semakin semangat untuk menyelesaikan skripsi. Alhamdulillah akhirnya pada bulan Agustus saya sidang pendadaran. Sarjana Teknik pun saya genggam. Dengan perasaan terharu, bangga, bahagia semua campur jadi satu saya keluar dari ruang sidang dengan nilai A. Semua terasa sangat membahagiakan. Ketika itu saya mengabarkan kedua orang tua melalui telepon dan suara tangisan terdengar dari ibuku. Mereka menyampaikan rasa bangganya kepada saya.
            Kebahagiaan tidak berhenti sampai di situ. Karya tulis hasil penelitian skripsi saya diterima di International Conference and Exhibition 2012 di Singapore. Ketika itu saya membuka email dan saya membaca “Congratulation your abstrack paper is reveceid in ICE 2012. You get a sponsorship for transportation and accomodation in Singapore”. Setelah membaca email tersebut air mata tak terbendung. Saya menangis terharu. Tidak pernah saya bayangkan, anak orang sederhana seperti saya dapat pergi ke luar negeri untuk mempresentasikan hasil penelitian skripsi dan yang paling membahagiakan saya mendapatkan sponsor penuh dari pihak penyelenggara yaitu AAPG (Association American of Petroleum Geologist). Setelah sidang pendadaran, pada bulan September saya pergi ke Singapore untuk presentasi. Pengalaman yang sungguh luar biasa. Untuk pertama kalinya saya naik pesawat ke Singapore dan tinggal di negeri orang selama 1 minggu. Sungguh Allah SWT Maha Berkuasa.
Buah kegagalanku di tahun 2007. Buah perjuangan selama 4 tahun di Teknik Geologi UGM. Buah perjuangan yang tulus orang tuaku. Semuanya saya dapatkan karena kerja keras, tidak pernah putus asa dengan keterbatasan, dan yang paling penting doa yang tiada henti kepada-Nya. Kini saya paham bahwa di balik setiap kegagalan sebenarnya ada pesan diam-diam yang disampaikan Allah SWT pada kita. Namun, kita belum menyadari pesan itu sebelum melewatinya. Jadi jangan merasa kecewa, sedih, dan putus asa saat kita mengalami kegagalan. Allah SWT mungkin tengah membelokkan langkah kita ke jalan yang lebih nyaman dan membahagiakan kita. Teruslah berpikiran positif terhadap apa yang menjadi keputusan-Nya. Karena Allah SWT tidak pernah salah. Dia selalu memiliki rencana yang indah dan terbaik untuk umat-Nya. Terima kasih Ya Allah atas kasih sayang-Mu. 



Selasa, 23 Oktober 2012

Tak perlu berdoa meminta yang terbaik
Karena Allah selalu memberikan yang terbaik
Berdoalah agar Allah siapkan dalam menghadapi takdir-Nya
Sehingga Allah kuatkan kita untuk menerima apapun yang menjadi ketetapan-Nya

Alhamdulillah Akhirnya S.T

Tidak terlalu padat kegiatan saya hari ini. Pagi hari saya habiskan untuk mencuci baju dan beres-beres kamar. Sedangkan siang hari tadi sekitar pukul 14.00 WIB saya harus mengajar olimpiade kebumian di SMAN 6 Yogyakarta. Seperti biasa, kegiatan belajar-mengajar olimpiade selesai pukul 16.00 WIB. Setelah itu saya mengajak sahabat saya, Nevi untuk mampir ke kampus. Ada apa dengan kampus ? Iya, hari ini adalah hari Yudisium bagi saya dan beberapa teman-teman yang telah merampungkan sidang pendadaran. Hari ini merupakan hari disyahkannya saya sebagai Sarjana Teknik.

Sampainya di kampus, kami langsung menuju lobi untuk melihat pengumuman tersebut. Suasana kampus sore tadi sangat sepi. Maklum hari ini adalah hari pertama ujian tengah semester. Sehingga tidak ada kegiatan ajar-mengajar ataupun praktikum di kampus kami. Setelah memasuki lobi kampus, Alhamdulillah pada LCD lobi terpampang pengumuman "YUDISIUM SARJANA" dan nama saya salah satunya. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, begitu ucap saya ketika melihat pengumuman tersebut. Akhirnya saya memiliki tambahan predikat di akhir nama saya. 

"Tri Rani Puji Astuti, S.T"

Perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan yang panjang. Perjuangan 4 tahun 1 bulan untuk mendapatkan predikat tersebut. Bukan hal yang mudah untuk kuliah di Teknik Geologi, ospek jurusan, tekanan, tugas, praktikum, pemetaan, kuliah lapangan, selalu hadir di kehidupan mahasiswa/i Teknik Geologi. Alhamdulillah saya bisa melewati itu semua. 

Masih jelas dalam ingatan saya ketika itu saya sedang hectic-nya bergulat dengan skripsi dan kuliah S2. Iya, semua itu menjadi resiko saya sebagai mahasiswi Program Fasttrack S2 Teknik Geologi. Saat itu saya mendapatkan beasiswa S2 Program Fasttrack dari DIKTI. Sehingga selain harus merampungkan skripsi, saya pun telah mengemban mata kuliah S2. Cukup stress bagi saya, sempat juga jatuh sakit. Namun, karena ada niat, usaha, dan doa, Allah pun mempermudah jalan saya. 

Keterikatan saya dengan beasiswa Fasttrack mengharuskan saya untuk lulus maksimal bulan Agustus. Dengan kata lain, minimal saya harus sidang pendadaran bulan Agustus. Jika saya tidak sanggup menyelesaikan sidang pendadaran di bulan Agustus, maka pihak DIKTI akan menghentikan beasiswa S2 Fasttrack tersebut. Bayangkan betapa tertekannya saya saat itu. Bulan Agustus, merupakan bulan puasa di  mana semua mahasiswa sedang menikmati liburan semester genap sejak bulan Juli. Sedangkan saya dan teman-teman fasttrack berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Dan Alhamdulillah pada tanggal 16 Agustus 2012 merupakan jadwal sidang pendadaran bagi saya. Cukup nervous, apalagi teman-teman semua sudah pada pulang ke kampung halamannya masing-masing. Tidak ada yang mendukung untuk menemani dan menunggui saya saat sidang. Benar-benar bentuk perjuangan yang tidak terlupakan.

Sidang Pendadaran

Pada tgl.16 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB itu saya sidang pendadaran. Saya ditemani seseorang yang spesial dan dia datang jauh-jauh dari kotanya hanya untuk menemani sidang saya. Terimakasih. Saya tidak akan pernah lupa moment itu. Kemudian saya masuk ruang sidang. Dosen Penguji saya bernama Salahuddin Husen, Phd, Dosen Wali Agus Hendratno, S.T., M.T., dan Dosen Pembimbing tercinta Dr. Sugeng Sapto Surjono. Sidang pun dimulai dengan presentasi skripsi. Durasi waktu yang diberikan untuk presentasi 20 menit. Dan itu tidak boleh melebihi waktu. 

Slide pendahuluan : aman
Slide geologi regional : tidak aman

What ??? Saya baru mempresentasikan sampai bab geologi regional, namun dosen pembimbing sudah menghentikan presentasi saya.

Pak Sugeng : "STOP, Loh, itu maksud kamu apa ? Mengapa pernyataan kamu sangat kontradiktif dengan sebelumnya ?"

Saya : (Astagfirullah, mental-mental, tenang ,Ran) Begitu saya menenangkan diri. Kemudian sambil menarik napas sambil menjawab, "maksud bapak yang mana ya ?"

Pak Sugeng : "Itu mengapa kamu menampilkan peneliti terdahulu yang sangat kontradiktif ? Terus mana yang menjadi acuan kamu ?"

Saya : (Matiiiiiiii, Rani kenapa kamu masukin pernyataan itu) Begitu ujar saya dalam hati. Kemudian saya mencoba untuk defense. Saya menjawab, "oh itu maksudnya karena saya ingin menampilkan pemikiran lain dari peneliti terdahulu yang mempunyai opininya tersendiri, Pak.

Pak Sugeng : Tapi kan seharusnya kamu tidak memasukan itu.

Saya : Sambil cemas karena waktu terus berjalan saya menjawab, "Iya, Pak".

Pak Sugeng : Ya sudah, lanjutkan kembali presentasimu.


Seketika itu pun pikiran saya cukup buyar karena kejadian tersebut. Namun saya berusaha tenang dan terus konsentrasi dengan slide-slide berikutnya. Sampai pada bagian akhir slide saya aman. Kemudian sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Ini sesi yang menggilakan untuk para mahasiswa ketika sidang pendadaran. Dosen penguji memiliki kesempatan untuk bertanya sekitar 20 menit, dosen wali 10 menit, dan dosen pembimbing 10 menit. Semua dimulai dengan pertanyaan dari dosen penguji. Pak Salahuddin adalah salah satu dosen Teknik Geologi UGM yang cerdas dan cukup menakutkan pada saat sidang. Beberapa pertanyaan dapat saya jawab. Namun sampai hari ini, saya masih ingat Pak Udin berkata, "ternyata pengetahuan geologi kamu dangkal ya, Ran". Astagfirullah. Saya tidak bisa menjawab apapun saat Pak Udin berkata seperti itu. Tetapi over all semuanya berjalan lancar. Pak Sugeng dan Pak Agus memiliki beberapa pertanyaan yang bisa saya jawab. Mereka cenderung memberikan saran untuk saya. Setelah itu saya disuruh keluar ruang sidang, karena mereka harus merapatkan nilai sidang saya.

Saat keluar hanya ada seseorang yang spesial yang menunggu sidang saya. Setelah beberapa menit muncul ketua angkatan saya. Mereka menenangkan saya, agar saya terus optimis. Saat itu saya hanya berdoa diberikan nilai yang terbaik dari-Nya. Setelah 20 menit berlalu, saya dipanggil untuk masuk di ruang sidang. Saya dipersilahkan duduk. 

Pak Sugeng : Silahkan duduk, Ran. Sudah sekarang bukan sidang lagi. Baik, berdasarkan hasil keputusan dosen penguji, dosen wali, dan dosen pembimbing, kami menyatakan bahwa kamu dinyatakan lulus Sarjana Teknik dengan nilai A.

Saya : Alhamdulillah, terimakasih bapak-bapak semuanya.

Pak Sugeng : Selamat ya, Ran. Salam kami untuk orang tua di rumah. Senang kan kamu, lebaran nanti sudah S.T.

Saya : Sambil senyum saya menjawab, "iya bapak terimakasih". Saya bahagia, bangga, terharu, semua campur aduk jadi satu, sehingga saya bingung harus menjawab apa.

Pak Sugeng : Setelah ini kamu harus menyelesaikan Yudisium untuk memperoleh S.T yang resmi.

Suasana sangat menyenangkan sore hari itu. Kemudian Pak Sugeng, Pak Udin, dan Pak Agus memberikan kesan dan pesannya untuk saya. Di antara pesan dan kesan ketiga dosen tersebut, terdapat pesan Pak Sugeng yang masih saya ingat sampai hari ini.

Pak Sugeng : Rani, kamu sudah dewasa. Sudah waktunya kamu menatap masa depan. Kalau memang cocok ya diteruskan, kalau tidak cocok ya ditinggalkan. Jangan on-off-on-off terus, putus-nyambung-putus-nyambung. Beliau berucap seperti itu sambil tertawa lepas dan kedua dosen yang lain pun ikut tertawa.

Saya : "Aseeem, dibahas lagi hubungan pribadiku", gerutuku dalam hati. Kemudian saya menjawab sambil tersipu malu, "hehehehe iya, Pak".

Setelah itu, saya dan dosen saling berjabat tangan dan mereka meninggalkan ruang sidang. Saya keluar senang dan bahagia. Saya memeluk seseorang dengan bahagia sambil berkata, "Rani dapat A". Tidak akan pernah terlupakan sepanjang umur. Untuk pertama kalinya sidang pendadaran untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. 

Terimakasih bapak ibu untuk doanya, dukungan mental dan materil yang diberikan untuk Rani. Semua ini Rani dedikasikan untuk perjuangan bapak ibu di rumah. Rani sayang bapak ibu :')






Setelah sidang pendadaran tgl.16 Agustus 2012 di ruang sidang 3.1 Teknik Geologi UGM.

 *Terimakasih telah mendukung sampai sidang selesai. I never forget the special moment. :')

23 Oktober 2012
Niera Kost, Yogyakarta
17:53

Senin, 22 Oktober 2012

Jodoh

Jodoh itu rahasia Allah
Sekuat apapun kita setia
Selama apapun kita menunggu
Sekeras apapun kita bersabar
Sejujur apapun kita menerima kekasih kita

Jika Allah tidak menulis JODOH kita dengan kekasih kita
Kita tetap tidak akan bersamanya
Think positive dan terimalah takdir-Nya

Karena tulang rusuk dan pemiliknya
TAKKAN PERNAH tertukar dan
Akan bertemu PADA SAATNYA

*** mengutip salah satu profile picture teman
Nggak harus semuanya kita cari tau
Sesuatu yang seharusnya kita tau
Lambat laun akan kita tau pada waktu yang tepat

Minggu, 21 Oktober 2012

Salahkah Dia ?

Salahkah dia yang lahir dari kondisi keluarga yang berkecukupan ?
Salahkah dia yang menaiki motor atau mobil, sedangkan di luar sana teman-temannya berjalan kaki atau menggoes sepeda bututnya ?
Salahkah dia yang memiliki rumah yang luas dan mewah, sedangkan di luar sana ada ibu bapak yang beralaskan tanah dengan dinding kardus sebagai rumahnya ?
Salahkah dia yang duduk di sebuah cafe sambil menikmati secangkir coklat hangat, sedangkan di luar sana ada anak kecil mengais botol plastik di kotak sampah ?
Salahkah dia yang menjinjing tas belanjaan dari mall, sedangkan di luar sana ada ibu tua yang menggendong tas hasil memulungnya seharian ?
Salahkah dia yang tidur di kasur empuk dengan udara sejuk AC di siang hari, sedangkan di luar sana ada sekelompok orang berjualan koran di siang hari yang panas ?
Salahkah dia ?


Cukup berbeda dengan tulisan saya sebelumnya. Dengan tulisan ini saya hanya ingin melihat suatu keadaan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Jika sebelumnya saya menggambarkan suatu keadaan yang sederhana, perjuangan hidup seorang anak yang berasal dari keluarga yang pas-pas-an, maka pada tulisan ini saya ingin menggambarkan suatu kehidupan anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Walaupun ini hanya opini saya karena saya tidak merasakannya secara langsung.

Tidak ada yang salah dengan seorang anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan. Sekali lagi saya tegaskan TIDAK. Namun yang salah jika anak tersebut tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan orang tuanya secara maksimal. Banyak anak yang tumbuh di dalam keluarga yang berlebihan justru membuat mereka menjadi lalai. Daya juang hidupnya rendah. Mereka malas karena apa yang mereka inginkan pasti dapat terpenuhi oleh orang tuanya. Uang yang berlebihan justru mereka gunakan untuk sesuatu yang merusak dirinya seperti narkoba, free sex, dan lain-lain.

Kesombongan. Itulah yang salah dari anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan. Banyak diantara mereka yang menyombongkan harta dan kedudukan orang tuanya. Status sosial dan ekonomi menjadi segalanya. Mereka hanya mau berteman dengan anak yang memiliki level yang sama dengan mereka. Level di sini tentu saja berdasarkan status sosial dan ekonomi keluarganya. Itulah yang SALAH.

Tetapi tidak semua anak yang lahir dari keluarga berkecukupan memiliki sifat dan sikap seperti ini. Masih banyak orang tua yang mengajarkan anaknya tentang kehidupan yang sebenarnya. Bagaimana menghargai seseorang tanpa harus melihat status sosial dan ekonomi. Bagaimana berteman dengan siapa pun tanpa menyombongkan diri. Bagaimana bersikap dengan seseorang tanpa memandang rendah karena materi semata. Bagaimana berbagi dengan sesama secara ikhlas. 

Saya salut dengan orang tua yang seperti itu. Pada dasarnya lingkungan keluarga sangat mempengaruhi mental seorang anak. Karena semua di mulai dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga. Peran orang tua dalam mengawasi perkembangan anak-anaknya menjadi hal yang utama. Dari tulisan ini, saya hanya ingin mengajak semua orang untuk saling menghargai satu sama lain tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Semoga kelak ketika saya sukses dan memiliki keluarga kecil, saya bisa mendidik anak saya menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungan, jauh dari sifat sombong, dan dapat menghargai orang lain tanpa memandang status sosial dan ekonomi.

Tulisan ini terinspirasi saat saya berjalan kaki dari kost (Pogung Kidul) menuju Mirota Kampus. Saya melihat berbagai macam kondisi kehidupan manusia yang ada di sepanjang Jl. Kaliurang. Mulai dari orang yang menaiki mobil, motor, sepeda, atau berjalan kaki seperti saya. Sungguh membuat saya tersentuh dan saat itu juga saya merasa sangat bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Masih banyak orang yang jauh tidak beruntung daripada saya. Pesan yang di dapat hari ini "janganlah selalu melihat ke atas. Lihatlah ke atas untuk memotivasimu dan lihatlah ke bawah untuk selalu bersyukur."

21 Oktober 2012
Niera Kost
18:36

Sabtu, 20 Oktober 2012

Harus Sedihkah Saya ?

Kadang saya suka bertanya pada diri sendiri.
Harus sedihkah saya memiliki keluarga dengan kondisi sederhana?
Harus sedihkah saya berjalan kaki atau menaiki bis, sedangkan di luar sana teman-teman saya menaiki motor atau mobilnya?
Harus sedihkah saya memiliki rumah dan kamar yang sederhana, sedangkan di luar sana teman-teman saya memiliki rumah mewah dan bertingkat?
Harus sedihkah saya duduk di warung kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya di sebuah cafe sambil menikmati secangkir cokelat hangat?
Harus sedihkah saya hanya menggendong tas dari sebuah swalayan kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya menenteng tas belanjaan dari sebuah mall besar?
Harus sedihkah saya yang berada di kamar kos yang sempit dengan kipas angis kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya berada di kamar kos yang luas sambil menikmati udara sejuk AC di siang hari?
Harus sedihkah saya?

Pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul di benak saya. Mengapa Allah SWT tidak menciptakan manusia dengan derajat yang sama? Minimal dengan keadaan sosial yang sama. Mengapa harus ada kata "kaya dan miskin" di dunia ini?

Kadang saya berpikir, apakah saya seorang gadis yang baru berumur 23 pantas untuk duduk bersedih hati merasakan keadaan itu semua? Teman-teman menaiki motor atau mobil ber-AC sedangkan saya berjalan kaki atau menaiki bis. Jujur saya bertanya-tanya pada diri sendiri.

Tapi apakah benar dengan bersedih hati semuanya selesai? Apakah dengan bersedih hati semua keadaan menjadi terbalik dan sesuai keinginan saya? Apakah hanya melihat dan merendahkan diri sendiri semua akan menyenangkan?

Well, Alhamdulillah saya sudah semakin dewasa. Saya tidak pernah merasa bersedih hati atau iri dengan semua yang ada pada diri dan keluarga saya. Saya bersyukur Allah SWT memberikan saya kecerdasan yang bisa saya manfaatkan untuk memperoleh itu semua. Allah SWT memberikan saya banyak kesempatan yang tidak diperoleh anak-anak yang punya fasilitas mewah itu. Allah SWT memberikan saya inner beauty sehingga semua orang sangat menghargai saya tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung di dunia ini. Saya percaya, Allah SWT memberikan ujian dan tempaan hidup karena Dia menganggap saya spesial di mata-Nya.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itu yang menjadi mindset dalam hidup saya. Tidak perlu merasa putus asa, miner, apalagi iri dengan keadaan yang terbatas. Jika ingin berusaha dan berdoa, pasti ada jalan. Kesuksesan yang diperoleh dari keprihatinan akan menorehkan cerita hidup sepanjang masa. Lebih berwarna. Orang sukses yang berangkat dari keprihatinan biasanya memiliki toleransi yang tinggi, memiliki sifat perasa yang jauh lebih peka. Mengapa? Karena mereka pernah berada di posisi seperti itu.

Kadang saya berpikir, semua yang saya punya ini adalah rezeki dari Allah. Mereka yang hidup berlebihan atau berkekurangan pun pasti memiliki rejekinya masing-masing. Tapi kenapa harus ada istilah kaya dan miskin di dunia ini? Kenapa harus ada istilah atas dan bawah di dunia ini? Bukannya semua manusia itu sama di mata Allah SWT? Kalau begitu, kenapa manusia harus diciptakan dalam kondisi hidup yang berbeda?


21 Oktober 2012
Niera Kost
05:00

Jumat, 19 Oktober 2012

"Tidak perlu menyalahkan orang lain. Suatu reaksi terjadi karena ada aksi sebelumnya".

Rabu, 17 Oktober 2012

Yudisium dan Segala Ceritanya

Lelah. Itulah gambaran keadaan saya hari ini. Betapa ribetnya mengurus Yudisium untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik. "Masuknya susah, keluarnya juga susah". Kalimat tersebut benar adanya. Banyak masyarakat yang bilang, jika ingin jadi mahasiswa UGM itu masuknya susah, nanti untuk keluarnya juga susah. Dan sekarang ini saya merasakannya secara langsung. Setelah sidang, evaluasi untuk perbaikan skripsi menumpuk. Ditambah lagi urusan administrasi yudisium. Jika dilihat ada 17 poin yang harus dipenuhi. Tapi dari ke-17 poin tersebut, tanda tangan lah yang paling sukar.

Dosen di Teknik Geologi UGM bukanlah dosen yang menetap ada setiap saat di kampus. Tapi dosen kami semuanya adalah orang yang mobile. Susahnya minta ampun untuk ditemui. Alhasil dari pagi jam 9 sampe jam 4 sore tadi saya dan sahabat saya, menyelesaikan urusan untuk yudisium. Lika-liku ceritanya sangat panjang, mulai dari membuat naskah publikasi kemudian harus di-burn dalam sebuah CD. Formatnya harus sesuai dengan ketentuan. Dan yang membuat kami tambah sulit adalah tingkat keprofesionalitas dari karyawan di Teknik Geologi bisa diacungkan jempol. Saking baiknya kinerja mereka, sehingga kami semakin sulit untuk "kongkalikong". Dalam artian, jika ada format yang salah sedikit, mereka tidak mau menerimanya. Alhasil tadi saya bolak-balik kampus - imagi- kampus - imagi. Luar biasa sekali hari ini. 

Bukan hanya energi yang terkuras, uang pun terkuras banyak. Ya Allah, pengeluaran bulan ini Subhanallah banget. Bener-bener deh, ngelus dada. Mau minta orang tua tidak enak hati. Alhasil puter otak biar semuanya cukup untuk yang namanya WISUDA. Ada rejeki honor asisten bukan untuk belanja baju, sepatu, atau tas, tapi buat bayar wisuda. Mungkin untuk beberapa mahasiswa, hal tersebut bukanlah menjadi beban. Tinggal minta orang tua mereka, pasti langsung di-transfer. Tapi tidak untuk saya. Dalam sebulan saya dikasih uang saku pada tanggal muda. Sampai berganti bulan, saya tidak pernah minta. Dan sekarang untuk mengurus yudisium bukan hanya mengorbankan tenaga, pikiran, tetapi juga uang. 

Terkadang kesel sama diri sendiri. Sudah Sarjana Teknik masih saja minta uang ke orang tua. Malu. Belum bisa menghasilkan. Setiap awal bulan dikirim uang. Terus kapan bisa menghasilkan. Kapan bisa membalas dengan men-transfer untuk kebutuhan orang tua setiap bulan. Tapi saya yakin, rejeki itu selalu ada dari-Nya. Lewat mana saja, melalui perantara apapun. 

17 Oktober 2012
20:14


I Won't Give Up


I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up


Selasa, 16 Oktober 2012

Boys or man, girls or woman

Kata salah satu teman, "cantik bukan hanya fisik, bukan hanya modis, bukan hanya bermobil. Cewek yang cerdas, cewek yang sabar, cewek yang perhatian, cewek yang punya pemikiran, itu jauh lebih cantik". 
Begitulah sedikit obrolan saya beberapa waktu yang lalu. Pada saat itu saya menanyakan padanya, bagaimana first impression seorang laki-laki terhadap wanita. Ketika itu saya menunjukkan kepadanya sosok perempuan yang lewat dihadapan kami. 

Saya : Kalo cowok gimana sih lihat cewek itu? Untuk first impression-nya?

Teman : Beda-bedalah, tergantung cara berpikir cowok itu.

Saya : Ya, maksudku pada umumnya aja. Nih, coba deh lihat cewek itu (perempuan yang lewat dihadapan kami). Cewek itu modis kan, terus cantik, bermobil juga. Bandingin sama cewek yang cerdas, ga bermobil, sederhana. Kamu milih yang mana ?

Teman : Ya pilih yang cerdas, ga bermobil, dan sederhana. 

Saya : Ah, kamu muna deh. Bukannya kalo cowok tuh bangga ya kalo ceweknya tajir, pokoknya oke lah.

Teman : Loh, kamu mau pacaran sama ceweknya apa bapaknya. Ran, kebanyakan mereka butuh pengakuan. Tergantung cara pandang si cowok itu. Dia "boys or man".

Saya : Hah? Maksudnya ? 

Teman : Iya, kalo dia laki-laki ya mungkin dia bakal lebih tertarik dengan semua hal yang berhubungan dengan fisik dan materi. Tapi kalo dia itu pria, dia pasti milih cewek yang mengerti dia, inner beauty. Ran, hubungan yang serius bukan lagi mempermasalahkan masalah kecantikan atau kegantengan, kekayaan atau kemiskinan seseorang. Jauh dari itu semua, ada hal yang lebih penting yaitu sifat dan sikap pasangan. Rasa tanggung jawab, komitmen semuanya menjadi penting. Kenapa orang bisa bertahun-tahun pacaran, padahal kalo dipikir pasti bosen kan. Ketemunya orang itu lagi, sifatnya kayak gitu lagi, tapi itulah bedanya pria. Mereka punya komitmen. Karena komitmen itulah mereka bertahan. Tapi berbeda kalo dia itu laki-laki. Mereka masih ingin main-main dengan hubungan yang dijalani. Jadi ga aneh kalo kamu lihat orang yang gonta-ganti pasangan. Kebanyakan laki-laki memang punya sifat penasaran. Tapi semua itu tergantung cara masing-masing orang menyikapinya. Kalo cowok itu sudah nyaman dengan seorang cewek, pasti ujung-ujungnya dia kembali sama ceweknya itu. Ada cara Tuhan mengingatkannya. Misalnya nih cewek itu lebih sabar, lebih ngerti, atau lebih perhatian. Intinya lebih ke inner beauty-nya.

Saya : Iya, bener. Aku sependapat. Tapi ga hanya cowok loh yang kayak gitu. Cewek juga banyak yang kayak gitu. Kayaknya pengalaman kamu banget ya hahaha. Sori broo. Menurutku cowok atau cewek bisa ngelakuin itu semua. Memang beda antara "girls and woman". Kadang aku risih aja sama cewek yang bangga ketika dia bisa melakukan hal kayak gitu. Kesana-kesini, ga jelas, ga punya pendirian. Entah bangga atau gimana, bingung aja sama cara berpikirnya. 

Teman : Lah, kalo kamu target kapan, Ran?

Saya : Target apa ini? Ga usah ditarget aja lah. Daripada sudah punya target tapi akhirnya meleset. hahaha. Entah, tapi aku sekarang lebih pasrah aja. Kan jodoh, maut, rejeki, ada yang atur.

Teman : Hahaha tapi kalo kayak gitu artinya kamu ga punya planning. Rencana itu penting buat orang hidup. Jadi hidupnya punya arah.

Saya : Aku sih selesai S2 ini pengen kerja dulu. Tapi ga tau kenapa aku jadi galau. Galau, kenapa dulu ga ambil S3 aja sekalian. Jadi nyesel banget. Padahal udah ada kesempatan. 

Teman : Yaudah jalanin aja apa yang ada. Ga ada yang sia-sia. Abis lulus S2, kerja sebentar, terus nikah lah, Ran. Hahaha

Saya : Iyalah, mau nikah aku juga. Emang kamu pikir aku cewek yang mikir karier doang apa. Aseeeem. Let it flow aja lah, berat kalo mikir ke sana mah. Yang ada aja dijalani. Ini aja aku lagi buat proposal tesis udah pusing. Hahaha. Apalagi mikir nikah. Aku ga kebelet nikah kok. Santai broo.. Kamu lah sana yang cari pasangan. Move on dong !

Teman : Ini udah move on. Tapi kan ga berarti asal milih pasangan. Masa seumuran kita masih mau maen-maen. Udah tua ini, Ran. Pengennya yang bisa diajak serius. Bukan pacaran anak ABG lagi.

Begitulah sedikit potongan obrolan saya dengan temanku. Cukup memberikan pandangan tentang cara berpikir seorang laki-laki. Pada intinya semua tergantung pada individu masing-masing. Hal seperti ini sangatlah tidak adil untuk di-general-kan. Ada laki-laki atau perempuan yang menilai seseorang berdasarkan fisik dan materi. Tetapi ada juga yang menilai dari kecantikan sikap dan sifatnya. Semuanya tergantung pilihan anda.

16 Oktober 2012
20:36