Selasa, 23 Oktober 2012

Tak perlu berdoa meminta yang terbaik
Karena Allah selalu memberikan yang terbaik
Berdoalah agar Allah siapkan dalam menghadapi takdir-Nya
Sehingga Allah kuatkan kita untuk menerima apapun yang menjadi ketetapan-Nya

Alhamdulillah Akhirnya S.T

Tidak terlalu padat kegiatan saya hari ini. Pagi hari saya habiskan untuk mencuci baju dan beres-beres kamar. Sedangkan siang hari tadi sekitar pukul 14.00 WIB saya harus mengajar olimpiade kebumian di SMAN 6 Yogyakarta. Seperti biasa, kegiatan belajar-mengajar olimpiade selesai pukul 16.00 WIB. Setelah itu saya mengajak sahabat saya, Nevi untuk mampir ke kampus. Ada apa dengan kampus ? Iya, hari ini adalah hari Yudisium bagi saya dan beberapa teman-teman yang telah merampungkan sidang pendadaran. Hari ini merupakan hari disyahkannya saya sebagai Sarjana Teknik.

Sampainya di kampus, kami langsung menuju lobi untuk melihat pengumuman tersebut. Suasana kampus sore tadi sangat sepi. Maklum hari ini adalah hari pertama ujian tengah semester. Sehingga tidak ada kegiatan ajar-mengajar ataupun praktikum di kampus kami. Setelah memasuki lobi kampus, Alhamdulillah pada LCD lobi terpampang pengumuman "YUDISIUM SARJANA" dan nama saya salah satunya. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, begitu ucap saya ketika melihat pengumuman tersebut. Akhirnya saya memiliki tambahan predikat di akhir nama saya. 

"Tri Rani Puji Astuti, S.T"

Perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan yang panjang. Perjuangan 4 tahun 1 bulan untuk mendapatkan predikat tersebut. Bukan hal yang mudah untuk kuliah di Teknik Geologi, ospek jurusan, tekanan, tugas, praktikum, pemetaan, kuliah lapangan, selalu hadir di kehidupan mahasiswa/i Teknik Geologi. Alhamdulillah saya bisa melewati itu semua. 

Masih jelas dalam ingatan saya ketika itu saya sedang hectic-nya bergulat dengan skripsi dan kuliah S2. Iya, semua itu menjadi resiko saya sebagai mahasiswi Program Fasttrack S2 Teknik Geologi. Saat itu saya mendapatkan beasiswa S2 Program Fasttrack dari DIKTI. Sehingga selain harus merampungkan skripsi, saya pun telah mengemban mata kuliah S2. Cukup stress bagi saya, sempat juga jatuh sakit. Namun, karena ada niat, usaha, dan doa, Allah pun mempermudah jalan saya. 

Keterikatan saya dengan beasiswa Fasttrack mengharuskan saya untuk lulus maksimal bulan Agustus. Dengan kata lain, minimal saya harus sidang pendadaran bulan Agustus. Jika saya tidak sanggup menyelesaikan sidang pendadaran di bulan Agustus, maka pihak DIKTI akan menghentikan beasiswa S2 Fasttrack tersebut. Bayangkan betapa tertekannya saya saat itu. Bulan Agustus, merupakan bulan puasa di  mana semua mahasiswa sedang menikmati liburan semester genap sejak bulan Juli. Sedangkan saya dan teman-teman fasttrack berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Dan Alhamdulillah pada tanggal 16 Agustus 2012 merupakan jadwal sidang pendadaran bagi saya. Cukup nervous, apalagi teman-teman semua sudah pada pulang ke kampung halamannya masing-masing. Tidak ada yang mendukung untuk menemani dan menunggui saya saat sidang. Benar-benar bentuk perjuangan yang tidak terlupakan.

Sidang Pendadaran

Pada tgl.16 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB itu saya sidang pendadaran. Saya ditemani seseorang yang spesial dan dia datang jauh-jauh dari kotanya hanya untuk menemani sidang saya. Terimakasih. Saya tidak akan pernah lupa moment itu. Kemudian saya masuk ruang sidang. Dosen Penguji saya bernama Salahuddin Husen, Phd, Dosen Wali Agus Hendratno, S.T., M.T., dan Dosen Pembimbing tercinta Dr. Sugeng Sapto Surjono. Sidang pun dimulai dengan presentasi skripsi. Durasi waktu yang diberikan untuk presentasi 20 menit. Dan itu tidak boleh melebihi waktu. 

Slide pendahuluan : aman
Slide geologi regional : tidak aman

What ??? Saya baru mempresentasikan sampai bab geologi regional, namun dosen pembimbing sudah menghentikan presentasi saya.

Pak Sugeng : "STOP, Loh, itu maksud kamu apa ? Mengapa pernyataan kamu sangat kontradiktif dengan sebelumnya ?"

Saya : (Astagfirullah, mental-mental, tenang ,Ran) Begitu saya menenangkan diri. Kemudian sambil menarik napas sambil menjawab, "maksud bapak yang mana ya ?"

Pak Sugeng : "Itu mengapa kamu menampilkan peneliti terdahulu yang sangat kontradiktif ? Terus mana yang menjadi acuan kamu ?"

Saya : (Matiiiiiiii, Rani kenapa kamu masukin pernyataan itu) Begitu ujar saya dalam hati. Kemudian saya mencoba untuk defense. Saya menjawab, "oh itu maksudnya karena saya ingin menampilkan pemikiran lain dari peneliti terdahulu yang mempunyai opininya tersendiri, Pak.

Pak Sugeng : Tapi kan seharusnya kamu tidak memasukan itu.

Saya : Sambil cemas karena waktu terus berjalan saya menjawab, "Iya, Pak".

Pak Sugeng : Ya sudah, lanjutkan kembali presentasimu.


Seketika itu pun pikiran saya cukup buyar karena kejadian tersebut. Namun saya berusaha tenang dan terus konsentrasi dengan slide-slide berikutnya. Sampai pada bagian akhir slide saya aman. Kemudian sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Ini sesi yang menggilakan untuk para mahasiswa ketika sidang pendadaran. Dosen penguji memiliki kesempatan untuk bertanya sekitar 20 menit, dosen wali 10 menit, dan dosen pembimbing 10 menit. Semua dimulai dengan pertanyaan dari dosen penguji. Pak Salahuddin adalah salah satu dosen Teknik Geologi UGM yang cerdas dan cukup menakutkan pada saat sidang. Beberapa pertanyaan dapat saya jawab. Namun sampai hari ini, saya masih ingat Pak Udin berkata, "ternyata pengetahuan geologi kamu dangkal ya, Ran". Astagfirullah. Saya tidak bisa menjawab apapun saat Pak Udin berkata seperti itu. Tetapi over all semuanya berjalan lancar. Pak Sugeng dan Pak Agus memiliki beberapa pertanyaan yang bisa saya jawab. Mereka cenderung memberikan saran untuk saya. Setelah itu saya disuruh keluar ruang sidang, karena mereka harus merapatkan nilai sidang saya.

Saat keluar hanya ada seseorang yang spesial yang menunggu sidang saya. Setelah beberapa menit muncul ketua angkatan saya. Mereka menenangkan saya, agar saya terus optimis. Saat itu saya hanya berdoa diberikan nilai yang terbaik dari-Nya. Setelah 20 menit berlalu, saya dipanggil untuk masuk di ruang sidang. Saya dipersilahkan duduk. 

Pak Sugeng : Silahkan duduk, Ran. Sudah sekarang bukan sidang lagi. Baik, berdasarkan hasil keputusan dosen penguji, dosen wali, dan dosen pembimbing, kami menyatakan bahwa kamu dinyatakan lulus Sarjana Teknik dengan nilai A.

Saya : Alhamdulillah, terimakasih bapak-bapak semuanya.

Pak Sugeng : Selamat ya, Ran. Salam kami untuk orang tua di rumah. Senang kan kamu, lebaran nanti sudah S.T.

Saya : Sambil senyum saya menjawab, "iya bapak terimakasih". Saya bahagia, bangga, terharu, semua campur aduk jadi satu, sehingga saya bingung harus menjawab apa.

Pak Sugeng : Setelah ini kamu harus menyelesaikan Yudisium untuk memperoleh S.T yang resmi.

Suasana sangat menyenangkan sore hari itu. Kemudian Pak Sugeng, Pak Udin, dan Pak Agus memberikan kesan dan pesannya untuk saya. Di antara pesan dan kesan ketiga dosen tersebut, terdapat pesan Pak Sugeng yang masih saya ingat sampai hari ini.

Pak Sugeng : Rani, kamu sudah dewasa. Sudah waktunya kamu menatap masa depan. Kalau memang cocok ya diteruskan, kalau tidak cocok ya ditinggalkan. Jangan on-off-on-off terus, putus-nyambung-putus-nyambung. Beliau berucap seperti itu sambil tertawa lepas dan kedua dosen yang lain pun ikut tertawa.

Saya : "Aseeem, dibahas lagi hubungan pribadiku", gerutuku dalam hati. Kemudian saya menjawab sambil tersipu malu, "hehehehe iya, Pak".

Setelah itu, saya dan dosen saling berjabat tangan dan mereka meninggalkan ruang sidang. Saya keluar senang dan bahagia. Saya memeluk seseorang dengan bahagia sambil berkata, "Rani dapat A". Tidak akan pernah terlupakan sepanjang umur. Untuk pertama kalinya sidang pendadaran untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. 

Terimakasih bapak ibu untuk doanya, dukungan mental dan materil yang diberikan untuk Rani. Semua ini Rani dedikasikan untuk perjuangan bapak ibu di rumah. Rani sayang bapak ibu :')






Setelah sidang pendadaran tgl.16 Agustus 2012 di ruang sidang 3.1 Teknik Geologi UGM.

 *Terimakasih telah mendukung sampai sidang selesai. I never forget the special moment. :')

23 Oktober 2012
Niera Kost, Yogyakarta
17:53

Senin, 22 Oktober 2012

Jodoh

Jodoh itu rahasia Allah
Sekuat apapun kita setia
Selama apapun kita menunggu
Sekeras apapun kita bersabar
Sejujur apapun kita menerima kekasih kita

Jika Allah tidak menulis JODOH kita dengan kekasih kita
Kita tetap tidak akan bersamanya
Think positive dan terimalah takdir-Nya

Karena tulang rusuk dan pemiliknya
TAKKAN PERNAH tertukar dan
Akan bertemu PADA SAATNYA

*** mengutip salah satu profile picture teman
Nggak harus semuanya kita cari tau
Sesuatu yang seharusnya kita tau
Lambat laun akan kita tau pada waktu yang tepat

Minggu, 21 Oktober 2012

Salahkah Dia ?

Salahkah dia yang lahir dari kondisi keluarga yang berkecukupan ?
Salahkah dia yang menaiki motor atau mobil, sedangkan di luar sana teman-temannya berjalan kaki atau menggoes sepeda bututnya ?
Salahkah dia yang memiliki rumah yang luas dan mewah, sedangkan di luar sana ada ibu bapak yang beralaskan tanah dengan dinding kardus sebagai rumahnya ?
Salahkah dia yang duduk di sebuah cafe sambil menikmati secangkir coklat hangat, sedangkan di luar sana ada anak kecil mengais botol plastik di kotak sampah ?
Salahkah dia yang menjinjing tas belanjaan dari mall, sedangkan di luar sana ada ibu tua yang menggendong tas hasil memulungnya seharian ?
Salahkah dia yang tidur di kasur empuk dengan udara sejuk AC di siang hari, sedangkan di luar sana ada sekelompok orang berjualan koran di siang hari yang panas ?
Salahkah dia ?


Cukup berbeda dengan tulisan saya sebelumnya. Dengan tulisan ini saya hanya ingin melihat suatu keadaan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Jika sebelumnya saya menggambarkan suatu keadaan yang sederhana, perjuangan hidup seorang anak yang berasal dari keluarga yang pas-pas-an, maka pada tulisan ini saya ingin menggambarkan suatu kehidupan anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Walaupun ini hanya opini saya karena saya tidak merasakannya secara langsung.

Tidak ada yang salah dengan seorang anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan. Sekali lagi saya tegaskan TIDAK. Namun yang salah jika anak tersebut tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan orang tuanya secara maksimal. Banyak anak yang tumbuh di dalam keluarga yang berlebihan justru membuat mereka menjadi lalai. Daya juang hidupnya rendah. Mereka malas karena apa yang mereka inginkan pasti dapat terpenuhi oleh orang tuanya. Uang yang berlebihan justru mereka gunakan untuk sesuatu yang merusak dirinya seperti narkoba, free sex, dan lain-lain.

Kesombongan. Itulah yang salah dari anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan. Banyak diantara mereka yang menyombongkan harta dan kedudukan orang tuanya. Status sosial dan ekonomi menjadi segalanya. Mereka hanya mau berteman dengan anak yang memiliki level yang sama dengan mereka. Level di sini tentu saja berdasarkan status sosial dan ekonomi keluarganya. Itulah yang SALAH.

Tetapi tidak semua anak yang lahir dari keluarga berkecukupan memiliki sifat dan sikap seperti ini. Masih banyak orang tua yang mengajarkan anaknya tentang kehidupan yang sebenarnya. Bagaimana menghargai seseorang tanpa harus melihat status sosial dan ekonomi. Bagaimana berteman dengan siapa pun tanpa menyombongkan diri. Bagaimana bersikap dengan seseorang tanpa memandang rendah karena materi semata. Bagaimana berbagi dengan sesama secara ikhlas. 

Saya salut dengan orang tua yang seperti itu. Pada dasarnya lingkungan keluarga sangat mempengaruhi mental seorang anak. Karena semua di mulai dari lingkungan yang kecil yaitu keluarga. Peran orang tua dalam mengawasi perkembangan anak-anaknya menjadi hal yang utama. Dari tulisan ini, saya hanya ingin mengajak semua orang untuk saling menghargai satu sama lain tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Semoga kelak ketika saya sukses dan memiliki keluarga kecil, saya bisa mendidik anak saya menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungan, jauh dari sifat sombong, dan dapat menghargai orang lain tanpa memandang status sosial dan ekonomi.

Tulisan ini terinspirasi saat saya berjalan kaki dari kost (Pogung Kidul) menuju Mirota Kampus. Saya melihat berbagai macam kondisi kehidupan manusia yang ada di sepanjang Jl. Kaliurang. Mulai dari orang yang menaiki mobil, motor, sepeda, atau berjalan kaki seperti saya. Sungguh membuat saya tersentuh dan saat itu juga saya merasa sangat bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Masih banyak orang yang jauh tidak beruntung daripada saya. Pesan yang di dapat hari ini "janganlah selalu melihat ke atas. Lihatlah ke atas untuk memotivasimu dan lihatlah ke bawah untuk selalu bersyukur."

21 Oktober 2012
Niera Kost
18:36

Sabtu, 20 Oktober 2012

Harus Sedihkah Saya ?

Kadang saya suka bertanya pada diri sendiri.
Harus sedihkah saya memiliki keluarga dengan kondisi sederhana?
Harus sedihkah saya berjalan kaki atau menaiki bis, sedangkan di luar sana teman-teman saya menaiki motor atau mobilnya?
Harus sedihkah saya memiliki rumah dan kamar yang sederhana, sedangkan di luar sana teman-teman saya memiliki rumah mewah dan bertingkat?
Harus sedihkah saya duduk di warung kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya di sebuah cafe sambil menikmati secangkir cokelat hangat?
Harus sedihkah saya hanya menggendong tas dari sebuah swalayan kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya menenteng tas belanjaan dari sebuah mall besar?
Harus sedihkah saya yang berada di kamar kos yang sempit dengan kipas angis kecil, sedangkan di luar sana teman-teman saya berada di kamar kos yang luas sambil menikmati udara sejuk AC di siang hari?
Harus sedihkah saya?

Pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul di benak saya. Mengapa Allah SWT tidak menciptakan manusia dengan derajat yang sama? Minimal dengan keadaan sosial yang sama. Mengapa harus ada kata "kaya dan miskin" di dunia ini?

Kadang saya berpikir, apakah saya seorang gadis yang baru berumur 23 pantas untuk duduk bersedih hati merasakan keadaan itu semua? Teman-teman menaiki motor atau mobil ber-AC sedangkan saya berjalan kaki atau menaiki bis. Jujur saya bertanya-tanya pada diri sendiri.

Tapi apakah benar dengan bersedih hati semuanya selesai? Apakah dengan bersedih hati semua keadaan menjadi terbalik dan sesuai keinginan saya? Apakah hanya melihat dan merendahkan diri sendiri semua akan menyenangkan?

Well, Alhamdulillah saya sudah semakin dewasa. Saya tidak pernah merasa bersedih hati atau iri dengan semua yang ada pada diri dan keluarga saya. Saya bersyukur Allah SWT memberikan saya kecerdasan yang bisa saya manfaatkan untuk memperoleh itu semua. Allah SWT memberikan saya banyak kesempatan yang tidak diperoleh anak-anak yang punya fasilitas mewah itu. Allah SWT memberikan saya inner beauty sehingga semua orang sangat menghargai saya tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung di dunia ini. Saya percaya, Allah SWT memberikan ujian dan tempaan hidup karena Dia menganggap saya spesial di mata-Nya.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itu yang menjadi mindset dalam hidup saya. Tidak perlu merasa putus asa, miner, apalagi iri dengan keadaan yang terbatas. Jika ingin berusaha dan berdoa, pasti ada jalan. Kesuksesan yang diperoleh dari keprihatinan akan menorehkan cerita hidup sepanjang masa. Lebih berwarna. Orang sukses yang berangkat dari keprihatinan biasanya memiliki toleransi yang tinggi, memiliki sifat perasa yang jauh lebih peka. Mengapa? Karena mereka pernah berada di posisi seperti itu.

Kadang saya berpikir, semua yang saya punya ini adalah rezeki dari Allah. Mereka yang hidup berlebihan atau berkekurangan pun pasti memiliki rejekinya masing-masing. Tapi kenapa harus ada istilah kaya dan miskin di dunia ini? Kenapa harus ada istilah atas dan bawah di dunia ini? Bukannya semua manusia itu sama di mata Allah SWT? Kalau begitu, kenapa manusia harus diciptakan dalam kondisi hidup yang berbeda?


21 Oktober 2012
Niera Kost
05:00

Jumat, 19 Oktober 2012

"Tidak perlu menyalahkan orang lain. Suatu reaksi terjadi karena ada aksi sebelumnya".

Rabu, 17 Oktober 2012

Yudisium dan Segala Ceritanya

Lelah. Itulah gambaran keadaan saya hari ini. Betapa ribetnya mengurus Yudisium untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik. "Masuknya susah, keluarnya juga susah". Kalimat tersebut benar adanya. Banyak masyarakat yang bilang, jika ingin jadi mahasiswa UGM itu masuknya susah, nanti untuk keluarnya juga susah. Dan sekarang ini saya merasakannya secara langsung. Setelah sidang, evaluasi untuk perbaikan skripsi menumpuk. Ditambah lagi urusan administrasi yudisium. Jika dilihat ada 17 poin yang harus dipenuhi. Tapi dari ke-17 poin tersebut, tanda tangan lah yang paling sukar.

Dosen di Teknik Geologi UGM bukanlah dosen yang menetap ada setiap saat di kampus. Tapi dosen kami semuanya adalah orang yang mobile. Susahnya minta ampun untuk ditemui. Alhasil dari pagi jam 9 sampe jam 4 sore tadi saya dan sahabat saya, menyelesaikan urusan untuk yudisium. Lika-liku ceritanya sangat panjang, mulai dari membuat naskah publikasi kemudian harus di-burn dalam sebuah CD. Formatnya harus sesuai dengan ketentuan. Dan yang membuat kami tambah sulit adalah tingkat keprofesionalitas dari karyawan di Teknik Geologi bisa diacungkan jempol. Saking baiknya kinerja mereka, sehingga kami semakin sulit untuk "kongkalikong". Dalam artian, jika ada format yang salah sedikit, mereka tidak mau menerimanya. Alhasil tadi saya bolak-balik kampus - imagi- kampus - imagi. Luar biasa sekali hari ini. 

Bukan hanya energi yang terkuras, uang pun terkuras banyak. Ya Allah, pengeluaran bulan ini Subhanallah banget. Bener-bener deh, ngelus dada. Mau minta orang tua tidak enak hati. Alhasil puter otak biar semuanya cukup untuk yang namanya WISUDA. Ada rejeki honor asisten bukan untuk belanja baju, sepatu, atau tas, tapi buat bayar wisuda. Mungkin untuk beberapa mahasiswa, hal tersebut bukanlah menjadi beban. Tinggal minta orang tua mereka, pasti langsung di-transfer. Tapi tidak untuk saya. Dalam sebulan saya dikasih uang saku pada tanggal muda. Sampai berganti bulan, saya tidak pernah minta. Dan sekarang untuk mengurus yudisium bukan hanya mengorbankan tenaga, pikiran, tetapi juga uang. 

Terkadang kesel sama diri sendiri. Sudah Sarjana Teknik masih saja minta uang ke orang tua. Malu. Belum bisa menghasilkan. Setiap awal bulan dikirim uang. Terus kapan bisa menghasilkan. Kapan bisa membalas dengan men-transfer untuk kebutuhan orang tua setiap bulan. Tapi saya yakin, rejeki itu selalu ada dari-Nya. Lewat mana saja, melalui perantara apapun. 

17 Oktober 2012
20:14


I Won't Give Up


I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up


Selasa, 16 Oktober 2012

Boys or man, girls or woman

Kata salah satu teman, "cantik bukan hanya fisik, bukan hanya modis, bukan hanya bermobil. Cewek yang cerdas, cewek yang sabar, cewek yang perhatian, cewek yang punya pemikiran, itu jauh lebih cantik". 
Begitulah sedikit obrolan saya beberapa waktu yang lalu. Pada saat itu saya menanyakan padanya, bagaimana first impression seorang laki-laki terhadap wanita. Ketika itu saya menunjukkan kepadanya sosok perempuan yang lewat dihadapan kami. 

Saya : Kalo cowok gimana sih lihat cewek itu? Untuk first impression-nya?

Teman : Beda-bedalah, tergantung cara berpikir cowok itu.

Saya : Ya, maksudku pada umumnya aja. Nih, coba deh lihat cewek itu (perempuan yang lewat dihadapan kami). Cewek itu modis kan, terus cantik, bermobil juga. Bandingin sama cewek yang cerdas, ga bermobil, sederhana. Kamu milih yang mana ?

Teman : Ya pilih yang cerdas, ga bermobil, dan sederhana. 

Saya : Ah, kamu muna deh. Bukannya kalo cowok tuh bangga ya kalo ceweknya tajir, pokoknya oke lah.

Teman : Loh, kamu mau pacaran sama ceweknya apa bapaknya. Ran, kebanyakan mereka butuh pengakuan. Tergantung cara pandang si cowok itu. Dia "boys or man".

Saya : Hah? Maksudnya ? 

Teman : Iya, kalo dia laki-laki ya mungkin dia bakal lebih tertarik dengan semua hal yang berhubungan dengan fisik dan materi. Tapi kalo dia itu pria, dia pasti milih cewek yang mengerti dia, inner beauty. Ran, hubungan yang serius bukan lagi mempermasalahkan masalah kecantikan atau kegantengan, kekayaan atau kemiskinan seseorang. Jauh dari itu semua, ada hal yang lebih penting yaitu sifat dan sikap pasangan. Rasa tanggung jawab, komitmen semuanya menjadi penting. Kenapa orang bisa bertahun-tahun pacaran, padahal kalo dipikir pasti bosen kan. Ketemunya orang itu lagi, sifatnya kayak gitu lagi, tapi itulah bedanya pria. Mereka punya komitmen. Karena komitmen itulah mereka bertahan. Tapi berbeda kalo dia itu laki-laki. Mereka masih ingin main-main dengan hubungan yang dijalani. Jadi ga aneh kalo kamu lihat orang yang gonta-ganti pasangan. Kebanyakan laki-laki memang punya sifat penasaran. Tapi semua itu tergantung cara masing-masing orang menyikapinya. Kalo cowok itu sudah nyaman dengan seorang cewek, pasti ujung-ujungnya dia kembali sama ceweknya itu. Ada cara Tuhan mengingatkannya. Misalnya nih cewek itu lebih sabar, lebih ngerti, atau lebih perhatian. Intinya lebih ke inner beauty-nya.

Saya : Iya, bener. Aku sependapat. Tapi ga hanya cowok loh yang kayak gitu. Cewek juga banyak yang kayak gitu. Kayaknya pengalaman kamu banget ya hahaha. Sori broo. Menurutku cowok atau cewek bisa ngelakuin itu semua. Memang beda antara "girls and woman". Kadang aku risih aja sama cewek yang bangga ketika dia bisa melakukan hal kayak gitu. Kesana-kesini, ga jelas, ga punya pendirian. Entah bangga atau gimana, bingung aja sama cara berpikirnya. 

Teman : Lah, kalo kamu target kapan, Ran?

Saya : Target apa ini? Ga usah ditarget aja lah. Daripada sudah punya target tapi akhirnya meleset. hahaha. Entah, tapi aku sekarang lebih pasrah aja. Kan jodoh, maut, rejeki, ada yang atur.

Teman : Hahaha tapi kalo kayak gitu artinya kamu ga punya planning. Rencana itu penting buat orang hidup. Jadi hidupnya punya arah.

Saya : Aku sih selesai S2 ini pengen kerja dulu. Tapi ga tau kenapa aku jadi galau. Galau, kenapa dulu ga ambil S3 aja sekalian. Jadi nyesel banget. Padahal udah ada kesempatan. 

Teman : Yaudah jalanin aja apa yang ada. Ga ada yang sia-sia. Abis lulus S2, kerja sebentar, terus nikah lah, Ran. Hahaha

Saya : Iyalah, mau nikah aku juga. Emang kamu pikir aku cewek yang mikir karier doang apa. Aseeeem. Let it flow aja lah, berat kalo mikir ke sana mah. Yang ada aja dijalani. Ini aja aku lagi buat proposal tesis udah pusing. Hahaha. Apalagi mikir nikah. Aku ga kebelet nikah kok. Santai broo.. Kamu lah sana yang cari pasangan. Move on dong !

Teman : Ini udah move on. Tapi kan ga berarti asal milih pasangan. Masa seumuran kita masih mau maen-maen. Udah tua ini, Ran. Pengennya yang bisa diajak serius. Bukan pacaran anak ABG lagi.

Begitulah sedikit potongan obrolan saya dengan temanku. Cukup memberikan pandangan tentang cara berpikir seorang laki-laki. Pada intinya semua tergantung pada individu masing-masing. Hal seperti ini sangatlah tidak adil untuk di-general-kan. Ada laki-laki atau perempuan yang menilai seseorang berdasarkan fisik dan materi. Tetapi ada juga yang menilai dari kecantikan sikap dan sifatnya. Semuanya tergantung pilihan anda.

16 Oktober 2012
20:36



Senin, 15 Oktober 2012

Doa dan mimpiku pagi ini, "Ya Allah, lancarkanlah segala urusanku, kuatkanlah aku untuk menjalani hidup ini, semoga aku bisa keterima di perusahaan yang nantinya bisa memberikan aku beasiswa untuk melanjutkan S3 ke luar negeri. Amin YRA". 

Semua bermula dari mimpi dan optimisme untuk mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan. 

Cheers up ! :D

Pesan Singkat

Pagi tadi ketika saya sedang membuat slide presentasi untuk mengajar di SMAN 6 Yogyakarta, tiba-tiba ada pesan singkat masuk. Agak terkejut, karena beberapa waktu ini telepon genggam saya cukup vakum. Jarang berdering. Ketika itu saya meraih telepon genggam saya yang berada cukup jauh dari tempat saya membuat presentasi. Sekilas saya membaca pengirim pesan singkat tersebut. Bukan seseorang yang baru bagi saya. Beliau adalah salah satu orang yang sangat saya hargai. "Sudah seperti bapak saya sendiri", begitu singkat cerita mengenai pengirim singkat tersebut. Seketika itu saya membaca pesan singkat tersebut. Cukup kaget ketika saya membacanya antara sedih dan terharu menjadi satu. Kata demi kata disusun menjadi satu, sehingga menghasilkan padanan kalimat yang sangat indah. Beginilah kurang lebih isi pesan singkat tersebut

Tak ada kesulitan yang dapat dipecahkan oleh ketekunan

Tak ada batu keras yang dapat dipecahkan oleh kesabaran

Tak ada musuh yang dapat ditaklukan oleh cinta

Tak ada penyakit yang dapat disembuhkan oleh kasih sayang

Tak ada permusuhan yang dapat dimaafkan oleh ketulusan

Selamat belajar

Seketika itu juga pikiranku menjadi tidak terkonsentrasi dengan slide yang sedang saya buat. Ingin membalas, tapi bingung harus membalas apa. Bolak-balik saya mengetik satu kata, kemudian saya hapus. Ketik lagi, hapus lagi. Begitu seterusnya. Saat itu juga, saya meletakkan telepon genggam di dekat komputer saya. Mata saya selalu tertuju pada telepon genggam tersebut. Tapi tetap saja, kebingungan tidak pernah hilang dari pikiran saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB dan saya harus mengajar setengah jam lagi. Saya pun menunda untuk membalas pesan singkat tersebut.

Akhir-akhir ini saya jarang sekali membuka telepon genggam. Tapi siang hari tadi, setelah sholat dzuhur saya teringat akan pesan singkat tersebut. Saya masih menunda untuk membalas pesan singkatnya. Dan akhirnya saya balas seadanya. Begini kiranya isi balasan pesan singkat tersebut.

Iya, Bapak. Amin. Terimakasih banyak.

Terkirim. Setelah saya tunggu ternyata tidak ada balasan lagi.

"Bapak, terimakasih untuk perhatiannya. Mungkin saat ini kami masih mencari jati diri. Mungkin saat ini saya melukai. Mungkin saat ini kami masih labil. Tapi percayalah, tidak ada kebahagiaan selain bisa membahagiakan orang tua. Anak mana yang tidak bahagia ketika bisa membuat orang tuanya terharu karena bangga."

Senin, 15 Oktober 2012
18:20


Sabtu, 13 Oktober 2012

Wanita itu harus bisa segalanya. Di dapur harus bisa jadi koki. Di luar harus bisa jadi wanita karier. Di rumah harus bisa mendidik anak. Di mushola harus bisa jadi ustadah. Di kasur harus bisa melayani suami (Mamah Dedeh, 2012).
Tidak ada sesuatu yang dibanggakan, tidak ada cerita yang mengharukan selain perjuangan hidup untuk menaikkan derajat orang tua.

Selamat Ulang Tahun Pernikahan ke-24

Tepat 1 minggu yang lalu aku, kamu, dan keluargamu merayakan ulang tahun pernikahan orang tuamu yang ke-24. Waktu cepat berlalu. Tak ada seorang pun yang tau apa yang akan terjadi di depan sana. Begitu pun aku dan kamu. Masih jelas dalam ingatanku, malam itu aku membohongi orang tuamu hanya karena ingin memberikan kejutan untuk mereka. Senang, bahagia itu yang aku rasakan saat itu. Aku yang cukup mengenal karakter keluargamu merasa bahagia ketika itu dapat menyaksikan ulang tahun pernikahan kedua orang tuamu. Bapakmu membuka pembicaraan.

Bapak : Assalamualaikum Wr.Wb, sebelumnya bapak mengucapkan terimakasih untuk kalian yang telah memberikan kejutan untuk bapak dan ibu. Di hari yang indah ini bapak bersyukur kepada Allah SWT karena selalu memberikan kebahagiaan keluarga. Bapak berdoa semoga kalian semua dapat sukses dalam segala hal. Bu, sekarang giliran ibu yang ngomong. 

Saat itu, ibumu hanya tertunduk menahan air mata. Beberapa kali ibumu menghapus air matanya dengan tisu. Cukup lama ibumu terdiam. Bibirnya seolah-olah terkunci, sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Dengan terbata-bata akhirnya ibumu dapat berbicara.

Ibu : Ibu hanya terharu. Ibu hanya ingin kalian berdua anak-anakku dapat sukses. Ibu berdoa semoga kalian dapat berjodoh dunia dan akhirat. (Akhirnya ibumu menangis).

Saat itu suasana langsung pecah. Kemudian bapakmu mencium mesra pipi kiri dan pipi kanan ibumu. Aku senang, aku terharu. Aku yang notabene mudah menangis sempat meneteskan air mata pada saat itu. Dalam hatiku berkata, "Setidaknya aku bisa membuat mereka bahagia di hari yang spesial. Walaupun hanya dengan kue ulang tahun pernikahan itu, aku belum bisa membalas kebaikan dan perhatian mereka selama ini". 

Sekali lagi, selamat ulang tahun pernikahan yang ke-24 bapak dan ibu, semoga selalu diberikan kebahagiaan dan semakin romantis. Terimakasih untuk kebaikan bapak dan ibu selama ini. Semoga Rani bisa membalasnya suatu hari nanti. :)


Bahagia selalu bapak ibu ;)

Tulisan ini untuk Bapak/Ibu Gunadi yang sangat baik kepada Rani :')
Apapun keadaannya, Rani selalu ingat bapak ibu. Pasti.

Niera Kost, 13 Oktober 2012
23:02
Janganlah berkecil hati atau resah, segeralah bangkit !
Cintailah apa yang dimiliki dan tetaplah selalu bersyukur.
Berangkatlah dari keprihatinan, insyaAllah kesuksesanlah hasilnya.

Dedikasi untuk perjuangan bapak ibu di rumah :')
Niera Kost, 13 Oktober 2012
21:42

Angkatan 2011 ;)


Waktu terus berjalan dan tanpa terasa kita sudah ditahap penyusunan tesis. Semangat semua ya mbak-mbak ! Rani senang bisa kenal kalian semua, nasihat, sharing kehidupan, bahkan untuk urusan rumah tangga pun Rani diajari. Hehehe :)
Satu-satu sudah mau melepas masa lajangnya. Untuk yang mau nikah (mbak Devina dan mbak Naru) Rani doakan semoga pernikahannya bisa lancar dan menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah. Amin ! :D


Pascasarjana Teknik Geologi UGM angkatan 2011
( bagian bawah kiri - kanan : mbak Ona, mbak Dita, Nevi, mbak Ami, saya (Rani), mbak Teja).
(bagian atas kiri - kanan : mbak Devina, mbak Pritta, mbak Naru, dan mbak Desi).


Miss you all :)


Jumat, 12 Oktober 2012

Hadiah

Sesuatu yang senang aku lakukan untukmu. Hadiah. Bukan barang yang mahal tetapi hanya sedikit perhatian kecilku untukmu. Bagiku hadiah untukmu tidak hanya barang yang dapat kamu pakai. Makanan kecil yang sengaja aku kirim ke tempatmu adalah bentuk hadiah dariku untukmu. Aku berasal dari keluarga sederhana. Mungkin aku tidak memiliki uang sebanyak orang tuamu berikan kepadamu. Terkadang aku harus menunggu uang beasiswaku turun atau menunggu uang honor asisten keluar untuk dapat memberikan sesuatu yang spesial untukmu.

Aku suka prosesi ini. Aku menyukai angan-angan, kebingungan, saat ingin membelikan sesuatu untukmu. Selalu muncul pertanyaan dipikiranku. Apakah barang ini cocok untukmu? Apakah barang ini akan kamu sukai? Dan pertanyaan apakah-apakah lainnya yang singgah dipikiranku. Tak jarang aku bertanya kepadamu, "kenapa bajunya belum dipakai ?" Nggak suka ya? Jelek ya?"
"Kok jamnya nggak dipakai?"

Entah, aku hanya ingin memastikan bahwa kamu menghargai pemberianku. Aku masih ingat, ketika itu kamu marah padaku. Sebagai permintaan maaf aku datang ke tempatmu dengan membawa semangkuk zupparella jagung dan puding kesukaanmu. Di dalamnya aku selipkan surat permintaan maafku. Aku titipkan makanan beserta surat itu kepada sahabat kosmu. Aku suka saat moment kamu berterimakasih padaku. Saat kamu memelukku terharu atas apa yang telah aku berikan kepadamu. Tak jarang kamu berkata, "aaah aku jadi maluuuu". I miss that moment :')

Jumat, 12 September 2012
22:20

Kamis, 11 Oktober 2012

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

"Kalau rejeki tidak akan kemana"

Kalimat tersebut benar adanya. Tadi setelah saya mengajar di SMAN 6 Yogyakarta, saya kuliah Geologi Batubara Lanjutan. Pagi tadi tidak ada informasi yang jelas mengenai ada atau tidaknya kuliah tersebut. Karena dosen pengampu mata kuliah tersebut baru saja tiba di Yogyakarta dari Jakarta tadi pagi. Alhasil saya dan teman-teman S2 menunggu cukup lama. Beberapa saat setelah saya menunggu, datanglah salah satu teman kuliah saya. Beliau adalah salah satu mahasiswa S3 yang mengambil konsentrasi mengenai batubara. Bapak tersebut sudah cukup umur. Untuk first impression saya salut sama bapak tersebut. Dengan umurnya yang sudah tua masih saja mau belajar. Kemudian bapak tersebut menyapa saya.

Pak Anis (mahasiswa S3) : Dek, kuliahnya ada tidak ?

Rani : Kurang tau, Pak. Tapi coba ditunggu dulu. Bapak kok kayaknya baru dateng ya, Pak?

Pak Anis (mahasiswa S3) : Iya, saya kan domisilinya di Jakarta. Jadi bolak-balik.

Rani : Bapaknya kerja di mana, Pak?

Mbak Desi (teman S2 saya) : Bapaknya kan kerja di Kementrian ESDM di Jakarta.

Rani : Oh iya, hebat ya bapaknya masih mau belajar lagi.

Mbak Desi (teman S2 saya) : Iya kan kayak kita ya, Pak. Masih tua aja belajar terus. Ini loh Pak, Rani itu anak fasttrack. Anak akselerasi. 5 tahun udah S2.

Pak Anis (mahasiswa S3) : Oh ada ya? Program apa itu? Itu sangat bagus sekali. 

Rani : Itu program beasiswa Fasttrack UGM, Pak. Beasiswa tersebut dari Dinas Pendidikan Tinggi, tidak terikat menjadi dosen. Tapi sebenarnya Dikti mencari calon dosen yang unggul untuk melanjutkan S3. Jadi sebenarnya mereka mencari calon-calon Doktor. Tapi Rani tidak ambil, Pak. Rani ingin kerja dulu.

Pak Anis (mahasiswa S3) : Oh oya bagus itu. Nanti kalau sudah lulus kerja di Kementrian ESDM saja. Kami juga membutuhkan orang seperti kamu. Banyak yang akan pensiun. Nanti kalau Rani berminat langsung hubungin saya saja ya. Saya percaya Rani punya kemampuan. Kalau rani mau tesis di sana dengan data dari ESDM, saya bisa bantu Rani. Beasiswa di Kementrian ESDM juga sangat banyak. Tapi kebanyakan orang tidak ambil karena sudah pada malas belajar, kalau Rani mau melanjutkan S3 bisa di Kementerian ESDM. Kami sangat apresiasi.

Rani : (sambil malu-malu dan bingung mau menjawab apa) Terima kasih banyak ya, Pak. 

Kemudian saat itu juga Pak Anis langsung mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada saya. Ketika saya membaca kartu namanya, cukup mengejutkan untuk saya. Wooow, ternyata beliau bukan orang sembarangan. Beliau adalah Kepala Perencanaan Produksi dan Pemanfaatan Batu Bara dan Panas Bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jendral Mineral, Batubara, dan Panas Bumi. 

Sambil menyodorkan kartu namanya, Pak Anis berkata, "Apa yang kamu ambil sekarang adalah baik. Setiap orang bahkan perusahaan sebesar apapun sangat apresiasi dengan pendidikan. Saya bisa lihat kalau Rani itu bisa. Saya bisa baca dari cara kamu menanggapi obrolan saya tadi. Kamu masih muda, manfaatkan sebesar-besarnya untuk masa depan kamu".

Mood booster saya langsung naik, saya semakin yakin. Bersusah-susah sekarang, bersenang-senang kemudian. Tidak ada yang tau nasib seseorang. Siapa tau nanti bisa dapat beasiswa S3 terus jadi Menteri ESDM. Amin ! :D

Terimakasih untuk Pak Anis yang cukup open my mind. Senang bisa berkenalan dengan bapak. Semoga Allah memudahkan langkah saya ke depannya nanti.

Cheers Up :)

Pertama Kalinya Mengajar Di SMAN 6 Yogyakarta

Hari ini saya mengawali kegiatan dengan mengajar di SMAN 6 Yogyakarta. Jadwal saya hari ini mengajar pukul 07.15 - 09.00. Entah mengapa pagi ini saya sedih tidak karuan. Tapi komitmen mengajar sudah saya pegang sejak saya menerima beasiswa Fasttrack UGM dari Dinas Pendidikan Tinggi. Iya, mengajar di SMA merupakan salah satu bentuk pengabdian saya kepada masyarakat, karena bagaimana pun beasiswa S2 yang saya dapat ini berasal dari pemerintah. Bukan hal yang baru bagi saya untuk mengajar, karena di kampus pun saya juga mengabdi sebagai asisten praktikum. Tapi untuk mengajar resmi di SMA, ini adalah kali pertamanya saya lakukan.

Di SMAN 6 Yogyakarta ini saya mengajar Olimpiade Kebumian Tingkat SMA dan mata pelajaran Geografi khususnya mengenai sistem penginderaan jauh. Komitmen saya dari awal kepada SMA tersebut adalah saya mau berbagi ilmu yang sesuai bidang saya, sehingga saya sudah mendapatkannya saat kuliah di S1. Alhamdulillah sangat lancar pagi ini saya mengajar di SMA. Murid-muridnya yang notabene anak sosial cukup antusias dengan apa yang saya sampaikan. Begitulah SMA. Selalu ada pertanyaan yang menurut saya cukup kritis. Inilah gambaran dari pertanyaan salah satu murid saya yang bernama Rista.

Rista (siswi) : Mbak, kalo foto udara itu kan diambilnyadari kamera yang dipasang di pesawat. Nah,    kameranya bisa jatuh ke permukaan bumi atau tidak ?


Rani : (Dengan wajah bingung saya menjawab pertanyaan tersebut) Ehhhmmmm, tadi kan saya jelaskan jadi perekaman data bisa dari dirgantara (pesawat) atau dari antariksa. Jadi kemungkinan untuk jatuh kameranya pasti sedikit. Mereka para teknisi yang ahli di bidang tersebut sangat memperhatikan resiko kejatuhan dari kamera tersebut. (Jujur, saat itu saya bingung setengah mati).



Rista (siswi) : Trus mbak, kan foto udara bisa merekan segitu luasnya roman muka bumi. Nah kameranya sebesar apa?



Rani : (Gubraaak, sumpah makin susah lagi saya menjawabnya) Dengan gaya diplomatis sebagai seorang geologist sejati saya menjawab, "Gini dek, kalo mbak rani kan dari Teknik Geologi. Jadi kami lebih mempelajari out put atau data yang dihasilkan dari penginderaan jauh tersebut. Mbak rani menginterpretasikan foto udara yang dihasilkan. Yaudah gini, untuk proses perekaman yang lebih detail mbak Rani tanya dosen dulu ya."



Rista (siswi) : Oke mbak, besok ya ditunggu jawabannya.


Begitulah gambaran di kelas saat saya mengajar. Banyak pertanyaan yang justru basic yang sering dilupakan oleh para dosen ketika mengajar kepada mahasiswanya. Over all untuk hari ini cukup menyenangkan hati. Saya senang dapat berbagi ilmu karena ilmu yang baik adalah ilmu yang diamalkan. Menjelang waktu mengajar selesai, saya dan siswa-siswi di kelas sempat berbagi pengalaman mengenai ujian untuk masuk ke perguruan tinggi. Antusias mereka sangat baik untuk UGM.




Kau Ibu :')



Setiap habis telpon ibu selalu pesan, "Mbak Rani jadi anak yang baik, yang jujur, jangan suka menyakiti hati orang lain, yang sabar. Semoga anakku bisa jadi Sarjana Teknik dan Master of Engineering."  :'( 




Rabu, 10 Oktober 2012


Sebuah kutipan catatan dari seorang alumni Teknik Geologi UGM Angkatan 2003, Aris Prima

Hari ini belajar lagi dari kesederhanaan seorang vice president sebuah perusahaan ternama. Beliau duduk di sebelah saya, turun dari pesawat lalu tanpa pengawalan/penjemputan, naik damri tujuan Slipi. Turun, menggotong sendiri kopernya, lalu jalan kaki menuju kos2annya. Dia bahkan berujar begini "Lah daripada numpak pesawat larang regone, mendingan numpak sepur".

Mari semangat belajar untuk sebuah perubahan.

Selasa, 09 Oktober 2012

Christina Perri - A Thousand Years. :)
"Perbaiki dirimu untuk akhiratmu insyaAllah duniamu juga akan lebih baik". -Rani-

I love this song :')

Westlife feat Diana Ross - When you tell me that you love me. :')

Untuk Ketiga Kalinya UGM Juara 1 Olimpiade Geologi Indonesia 2012

Masih jelas dalam ingatan saya ketika itu bulan Maret 2012, kampus saya tengah dihebohkan dengan seleksi  kontingen UGM dalam ajang Olimpiade Geologi Indonesia (OGI) 2012. Pada saat itu saya sedang duduk di semester 8 S1 sekaligus semester 2 di S2 Teknik Geologi UGM. Saya adalah salah satu mahasiswa Fasttrack UGM. Fasttrack adalah program akselerasi dari S1 ke S2. Seperti yang anda bayangkan, saat itu merupakan jadwal yang sangat padat bagi saya sebagai seorang mahasiswa yang menjalani dua kuliah sekaligus mengerjakan skripsi. Saat itu saya sedang melihat pengumuman di depan pengajaran. Kemudian adik tingkat saya menegur saya.

Winda : Kak Rani, ikut OGI ya. Kak Rani mewakili lab. Bahan Galian (Bidang Mining). Mau ya kak?

Rani : Hah? Emang kapan, Win? Aduh aku lagi sibuk-sibuknya nih.

Winda : Gak apa-apa kak, nanti kan ada testnya dulu. Dipilih lagi kok sama dosen. Kakak kan sudah biasa di lab. Bahan Galian.

Rani : Oh gitu ya, yaudah nanti aku pikir lagi. Loh tapi kan ada Brilian ? (Brilian adalah salah satu temen angkatan saya yg kualitasnya jangan diragukan lagi).

Winda : Kak Brilian gak mau kak, katanya malas untuk ikut pelatihannya.

Rani : Yaudah deh, nanti ya aku kabari lagi.

- Seleksi Calon Kontingen UGM -

Begitulah percakapanku dengan salah satu panitia UGM yang mengurus tentang OGI. Sampainya di kos, saya langsung telpon bapak saya. Iya, saya minta pendapat  bapak saya. Beliau mengizinkan saya, yang penting saya mau berjuang dan terima resikonya. Begitu ujar bapak saya. Setelah berpikir panjang, akhirnya saya mendaftarkan diri. Selama 4 minggu saya mengikuti pelatihan sebelum seleksi dimulai. Saat itu saya sudah merasakan kebosanan. Namun dalam hati saya berkata, "Kamu harus all out, Ran. Apapun yang terjadi kamu telah memilih ini semua". Itu yang tanamkan dalam mindset saya. Setelah 4 minggu diadakan pelatihan, kemudian sampai pada step seleksi. Setiap dosen memberikan studi kasus yang harus dikerjakan oleh calon kontingen OGI UGM. Dimulai dari bidang Geologi Teknik, saat itu saya merasakan studi kasusnya cukup sulit. Mungkin karena bidang itu bukan passion saya. Hari berikutnya dilanjutkan dengan bidang Mining. Saya bisa mengerjakan semua studi kasus tersebut. Bidang Mining cukup familiar bagi saya, karena selama kurang lebih 3 tahun saya mengabdi sebagai asisten Praktikum Kristalografi dan Mineralogi dan asisten Petrologi. Sehingga banyak teman, kakak tingkat, dan adik tingkat yang mengatakan bahwa passion saya ada di situ. Minggu depan kemudian tes selanjutnya adalah bidang Petroleum dan Petrografi. Sedangkan tes untuk paleontologi nilai diambil dari kegiatan Measured Section yang diadakan HMTG bersama pembimbing bidang Paleontologi, Pak Wartono.

Kemudian mendekati pengumuman hasil test kemaren, panitia mengumpulkan peserta calon kontingen OGI UGM. Panitia mengumumkan bahwa yang terpiih sebagai kontingen OGI UGM 2012 adalah : 

Hidayattul Hendra (Bidang Petroleum)
Tri Rani Puji Astuti (Bidang Mining)
Diana Rahmawati (Bidang Paleontologi)
Winda Kurniawati (Bidang Geologi Teknik)
Fahmi Hakim (Bidang Petrografi)

Setelah terpilih saya senang, tapi perasaan senang saya tertutupi oleh perasaan takut dan terbebani. Karena dalam ajang Olimpiade Geologi Indonesia, UGM berhasil mempertahankan gelar Juara 1 sejak tahun 2006, 2008, dan 2010. Siapa yang tidak takut? Siapa yang tidak menjadi beban? Karena semua warga Teknik Geologi UGM menginginkan kami menjadi juara 1. Tapi kami sebagai kontingen UGM akan berusaha semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik untuk Teknik Geologi UGM.

Hari Pertama Basic Geology Test

Kami tim OGI UGM yang di dampingi oleh official team : Alfredo Di Stefano (Ketua HMTG periode 2012 - 2013), Atma Galih Darmawan (Koordinator Departemen Humas), dan Winda Novianti (Koordinator Departemen Pendidikan dan Penalaran) sampai Stasiun Bandung tgl.11 Mei pagi karena rangkaian acara Olimpiade Geologi Indonesia ini dimulai tgl.12 Mei 2012 - 17 Mei 2012 di Universitas Padjajaran. Sesampainya di tempat karantina, kami tim UGM yang datang jauh-jauh dari Kota Gudeg Yogyakarta merasa sangat lelah. Pada malam harinya seluruh peserta dari UGM, ITB, Unpad, Undip, UPN Veteran Yogyakarta, STT Nasional Yogyakarta, Universitas Trisakti, dan Unsoed dikumpulkan untuk breafing acara besok. Pada sesi breafing tersebut dijelaskan seluruh aturan yang berlaku selama mengikuti lomba OGI ini. Saat itu pula suasana sudah mulai riuh karena terjadi beberapa kesalahpahaman antar peserta dan panitia. Namun, saya merasa hal itu sangat wajar terjadi selama lomba berlangsung. Pada tgl.12 Mei ini kami mulai mengikuti seluruh rangkaian acara yang telah dibuat oleh panitia. Pagi hari jam 6 kami sudah harus sarapan pagi karena pukul 07.00 kami sudah dijemput bis yang akan mengantarkan kami ke kampus Teknik Geologi Unpad. Dingin terasa saat pagi itu. Tapi hati terasa deg-deg seer, karena kami akan menghadapi tes Basic Geology. Sebelumnya kami disambut oleh seluruh panitia, Dekan Fakultas Teknik Geologi, dan Rektor Unpad.


Penyambutan TIM OGI oleh mahasiswa Teknik Geologi Unpad dengan menyanyikan mars mereka.


Acara selanjutnya kami menghadapi tes Basic Geology. Cukup sulit bagi kami karena soal tersebut notabene soal dasar pada saat semester 1-3 yang banyak diantara kami sudah lupa. Tapi over all kami tim UGM dapat menyelesaikan semua soal yang diberikan. Setelah itu kami makan siang, sholat, dan istirahat sebentar. Unpad yang berada di Jatonangor, kota Sumedang memiliki udara yang cukup dingin. Kami yang berasal dari Yogyakarta cukup merasakan kedinginan. Sebelum makan kami foto dulu di gedung baru Rektorat Unpad.

                        Tim OGI UGM dari kiri - kanan : Dayat, Diana, Winda , saya (Rani), dan Fahmi.

Acara selanjutnya adalah seminar nasional. Saat acara berlangsung banyak peserta yang tertidur karena hawanya dingin serta merasakan kelelahan setelah mengerjakan tes Basic Geology. Saya salah satu peserta yang juga tertidur dan termasuk teman saya tim UGM yang tertidur semua saat seminar nasional berlangsung. Dengan gayanya masing-masing, kami menikmati tidur di siang hari dengan kursi yang lumayan empuk. :)

Tim OGI UGM tertidur semua saat acara seminar nasional berlangsung. Dari kiri - kanan : saya (Rani), Diana, Winda, Fahmi, dan Dayat.

Setelah hampir memakan waktu 3 jam, acara seminar nasional pun selesai. Seketika itu pun saya dan teman-teman saya dibangunkan panitia karena harus foto bareng. Hahaha.. cukup menggelikan kejadian ini. Saat itu pun saya dan teman-teman terbangun untuk foto bersama pembicara dan seluruh peserta OGI 2012. 

Seluruh peserta OGI 2012 dari UGM, ITB, Unpad, UPN Veteran Yogyakarta, Undip, Unsoed, Universitas Trisakti, dan STT Nasional Yogyakarta.

Hari Kedua, Fieldwork @ Sungai Cibeet, Sukabumi.


Pada tanggal 13 Mei 2012 seluruh peserta akan menghadapi tes Fieldwork di sungai Cibeet. Sebelumnya, pada malam hari sebelum keberangkatan kami tim UGM membuat beberapa rencana dan membagi tugas untuk fieldwork ini. Pada tes Fieldwork ini setiap peserta diharuskan melakukan pengukuran stratigrafi dengan 3 line. Setiap line diberikan waktu 15 menit. Leader tim UGM Dayat pun membagi tugas agar besok saat di lapangan tidak bingung lagi. Sehingga dalam waktu yang terbatas setiap anak dapat memegang tugasnya masing-masing. Sesampainya di tempat lokasi, ternyata aliran sungainya sedang tinggi. Sehingga dilakukan plan B untuk kegiatan ini. Peserta tidak diturunkan berbarengan karena kondisi sungai yang tidak memungkinkan. Untuk mendapat giliran, kemudian dilakukan pengundian. Ternyata tin UGM dapat bagian terakhir bersama dengan tim UPN 2. Alhasil kami menunggu cukup lama mulai dari pukul 10.00 - 15.00 WIB. Kami semua sudah merasakan bosan, capek menunggu, dan tidak se-fresh di awal kedatangan.Tapi itulah kelebihan leader kami, Dayat selalu memberikan semangat dengan caranya tersendiri. Memuji kami atau bahkan menjatuhkan kami. Hahaha... Itu semua memang gaya Dayat. Sebelum menuju ke lokasi pengukuran stratigrafi kami breafing terlebih dahulu untuk memastikan alat dan strategi.


Breafing tim UGM sebelum ke lokasi pengukuran stratigrafi.

Dengan perasaan penuh semangat kami pun turun ke sungai. Semua kegiatan selalu kami awali dengan bacaan basmallah. Tim UGM merupakan satu-satunya tim yang melakukan pengukuran stratigrafi dengan metode tongkat jacob. Karena dari sekian universitas yang mengikuti ajang lomba ini, secara keseluruhan memakai metode rentang tali. Pada saat itu kami menjadi pusat perhatian panitia-panitia Unpad dan peserta lainnya karena metode tongkat jacob tersebut. Bangga yang kami rasakan pada saat itu. Pengukuran dimulai dari line 1 menuju line 3. Saya pun mendapat job untuk mendeskripsikan morfologi dan batuan yang ada di singkapan tersebut. Entah saya berlebihan atau tidak, tapi pada saat itu saya dan tim UGM merasakan sangat kompak sekali. Kami optimis bahwa data yang kami ambil adalah data yang terbaik dengan metode yang terbaik pula. Beberapa kejadian yang membuat kami tertawa. Pada saat itu, saya memegang HCL untuk mengetahui batuan bersifat karbonatan atau tidak. Padahal saat itu saya sedang sariawan, Dayat leader kami menyuruh saya untuk menjilat batuan agar diketahui batuan tersebut mengandung tuf atau tidak. Saat itu, sontak saya refleks menjilatnya padahal sariawan saya ada 3 dan itu sangat perih sekali. Tapi apapun demi UGM saya lakukan deh. Hehehe :)

Saya (Rani) saat mendeskripsikan batuan dan morfologi di sekitar sungai.

Setelah 45 menit berjalan, akhirnya kami dapat menyelesaikan pengukuran stratigrafi dengan hasil yang baik. Sebelum meninggalkan sungai tersebut kami berfoto dahulu dengan L.O terbaik kami, Rieza Saputra.
Tim UGM (kiri- kanan : Dayat, Fahmi, Winda, saya (Rani), dan Diana )) beserta L.O terbaik kami, Rieza. 
Peserta OGI 2012 di lokasi Sungai Cibeet

Sesampainya di tempat karantina, kami mengerjakan laporan Fieldwork. Diana dan winda tidak tidur sampai jam 2 pagi. Saya dan Dayat baru tidur jam setengah 5 pagi saat adzan subuh. Sangat melelahkan, tapi kami terus berjuang untuk dapat mempertahankan gelar Juara 1 OGI.

Hari Ketiga Tes Paleontologi, Petrografi, dan Geologi Teknik

Hari ketiga tgl.14 Mei 2012, pagi itu kami dibagi menjadi 2 kelompok. Saya dan Fahmi mengerjakan studi kasus bidang Petrografi sedangkan Dayat, Diana, dan Winda mengerjakan studi kasus bidang Paleontologi. Saya dan Fahmi bekerja sama untuk menganalisa sayatan petrografi yang telah disediakan oleh panitia. Pada saat pengerjaan, saya dan Fahmi berbeda pendapat. Fahmi yang merupakan leader untuk bidang petrografi cukup alot untuk diberi saran. Namun saya menghargai Fahmi untuk mengambil keputusan. Saat itu suasana cukup panas antara saya dan Fahmi. Kami diberikan waktu 2 jam untuk menyelesaikan analisa tersebut. namun akhirnya selesai juga analisa petrografi tersebut. Walaupun suasana antara saya dan Fahmi agak kurang baik. Sedangkan untuk bidang Paleontologi, Diana sebagai leader untuk bidang ini menyatakan hasilnya sangat baik. Mereka dapat mengerjakan dengan lancar. Alhamdulillah.

Suasana saat berbeda pendapat antara saya (Rani di sebelah kiri) dan Fahmi (kanan) mengenai analisa sayatan tipis.

Pada siang hari setelah makan siang, sholat, dan istirahat sebentar, acara dilanjutkan dengan tes Geologi Teknik. Kami mengerjakan studi kasus tersebut bersama-sama dengan leader, Winda. Saat pembagian soal-soal studi kasus, Winda yang notabene sebagai leader untuk bidang Geologi Teknik langsung membagi tugas-tugas kepada kami. Saat pengerjaan studi kasus Geologi Teknik ini kami sangat kompak satu sama lain. Tidak jarang kami saling bercanda agar tidak jenuh. Seperti tidak sedang menghadapi lomba, kami mengerjakan studi kasus tersebut dengan sangat lancar. Studi kasus Geologi Teknik yang kami hadapi ini mengenai kestabilan lereng dan rekomendasinya. Cukup sulit bagi saya, karena bidang ini bukanlah passion saya. Beruntung leader bidang ini, Winda sangat mengusai mengenai kestabilan lereng. Alhasil waktu masih tersisa 30 menit kami tim UGM telah menyelesaikan studi kasus tersebut. 


Suasana saat mengerjakan studi kasus Bidang Geologi Teknik. Dari kiri - kanan : Diana, saya (Rani), dan Winda.

Saya dan Fahmi sedang menghitung kestabilan lereng.

Sesaat sebelum pengumpulan hasil studi kasus Geologi Teknik kepada panitia OGI 2012. Dari kiri - kanan : Dayat, Diana, Winda, saya (Rani), dan Fahmi.

Alhamdulillah hari ketiga ini selesai. Malam harinya masing-masing leader tiap bidang baik itu Petrografi, Paleontologi, dan Geologi Teknik mengerjakan laporan yang akan dikumpulkan pada hari keempat. Selama mengikuti lomba ini kami selalu begadang. Pukul 2 - 4 dini hari, baru kamu semua dapat tidur. 


Hari Keempat Test Bidang Petroleum dan Mining

Hari keempat pada tanggal 15 Mei 2012, kami akan menghadapi tes bidang Petroleum yang diketuai oleh Dayat dan bidang Mining yang diketuai oleh saya sendiri. Pada hari itu kami dibagi menjadi 2 kelompok. Untuk bidang Petroleum terdiri dari 3 anggota yaitu Dayat, Diana, dan Winda. Sedangkan bidang Mining terdiri atas saya dan Fahmi. Pengerjaan tiap bidang dimulai jam 9 pagi sampai jam 12. Kemudian istirahat sampai jam 13.00. Pengerjaan dilanjutkan lagi mulai pukul 13.00 - 15.00. 

Pada saat itu saya yang mengetuai bidang Mining mendapatkan setumpuk soal-soal studi kasus. Pada saat itu saya diberikan studi kasus mengenai Soil and Strean Sediment. Pada kesempatan itu saya harus dapat membuat 24 peta anomali dari data-data yang disediakan, menentukan tipe alterasi yang terjadi pada daerah tersebut, rekomendasi daerah yang dapat dieksplorasi, serta menentukan tahapan selanjutnya dari eksplorasi tersebut. Sebelum keberangkatan ke Bandung, saat masih di Jogja sempat belajar mengenai metode geostatistika yang dapat digunakan untuk studi kasus ini. Saya yang diajari oleh temen KKN saya dari Statistika UGM, merasa ilmu tersebut sangat berguna. Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terimakasih pada teman saya, Aan. Sehingga saya dapat mengerjakan studi kasus tersebut. Berikut ini merupakan gambaran hasil pengerjaan untuk bidang Mining. 


Salah satu peta anomali Stream Sediment dari 12 peta anomali yang saya dan Fahmi hasilkan saat OGI 2012 bidang Mining.

Salah satu peta anomali Soil Geochemistry dari 12 peta anomali yang saya dan Fahmi hasilkan saat OGI 2012 bidang Mining.

Sedangkan Dayat yang menjadi leader untuk bidang Petroleum mengerjakan data log kualitatif dan seismik yang diberikan oleh panitia. Data tersebut berasal dari Pertamina EP. Setelah pengerjaan berlangsung, Dayat menceritakan keluhannya atas studi kasus yang dia hadapi. Menurutnya studi kasus tersebut cukup sulit, karena data yang diberikan sangat terbatas. 

Sesampainya di tempat karantina, kami langsung mengerjakan laporan masing-masing bidang. Karena sesuai aturan panitia, pukul 19.00 WIB, seluruh file laporan dan slide presentasi harus dikumpulkan ke panitia. Terdapat pengurangan point setiap menitnya. Sayangnya, sampai di penginapan listrik mati untuk beberapa saat. Saya dan teman-teman cukup gelisah dan akhirnya listrik pun nyala. Setelah itu kami semua konsentrasi untuk mengerjakan laporan masing-masing bidang. Saya dibantu Fahmi untuk pengoperasian data statistiknya. Untuk analisis data saya menambahkan metode geostatistika (Metode Multivariate) untuk mendukung interpretasi secara kualitatif dan kuantitatifnya. Suasana di dalam kamar sangat tegang, masing-masing dari kami sangat fokus dengan tugasnya. Tak jarang saya menjerit seperti orang gila saat mengerjakan laporan tersebut. Underpressure. Tapi sejak awal kami sudah berkomitmen untuk membuat laporan yang out of the box. Saat itu kami sudah telat untuk pengumpulan laporan. Situasi semakin kacau. Tapi berkali-kali Dayat sebagai leader kami untuk tetap tenang dan membuat laporan yang terbaik. Di saat genting seperti itu tak jarang kami berselisih paham. Namun, semua itu dapat diselesaikan dengan baik. Alhasil kami dapat mengumpulkan laporan dan slide presentasi dengan waktu yang telat, sehingga tim kami mendapatkan pengurangan poin sebanyak 3 poin dari keseluruhan nilai total. Pukul 04.00 WIB kami baru dan dapat tidur sekitar 1 jam saja.

Hari Kelima Presentasi

Hari kelima tanggal 16 Mei 2012 adalah saatnya seluruh peserta Olimpiade Geologi Indonesia mempresentasikan hasil pengerjaan studi kasus setiap bidang. Waktu presentasi telah ditentukan berdasarkan undian yang telah dilakukan oleh panitia dan peserta. Saat itu tim UGM mendapat giliran presentasi pertama untuk bidang Geologi Teknik, presentasi ketiga untuk bidang Petroleum, presentasi kelima untuk bidang Fieldwork, dan presentasi terakhir (ketujuh) untuk bidang Mining.


Bidang Geologi Teknik mengawali presentasi kami. Leader untuk bidang ini, Winda mempresentasikan hasil studi kasusnya dengan baik. Kemudian pada saat sesi pertanyaan oleh juri, kami bahu-membahu menjawab seluruh pertanyaan tersebut. Alhamdulillah untuk start di awal, cukup membuat kami percaya diri. Setelah itu kami menunggu di luar untuk selanjutnya presentasi bidang Petroleum. Sang leader untuk bidang ini, Dayat berkali-kali latihan di depan kami sebelum masuk untuk presentasi di depan juri. Kemudian waktu pun di persilahkan untuk Dayat mempresentasikan hasil studi kasusnya. Juri yang didaulat untuk bidang ini merupakan independent judge yang berasal dari P.T Pertamina EP Pak Bob Wikan dan temannya yang juga dari perusahaan yang sama (maaf saya lupa namanya). Kemudian Dayat mempresentasikan dengan sangat luar biasa. Kami sangat bangga. Juri pun sangat terkesima dengan presentasi Dayat hari itu. Standing applause pun Dayat dapatkan pada saat setelah mengakhiri presentasi. Beberapa pujian yang Dayat dapatkan sesaat setelah presentasi, diantaranya :


Bob Wikan (Juri) : You're so different. 

Dayat : Terima kasih, Pak. (sambil tangan dingin, Dayat senyum-senyum)

Bob Wikan (Juri) : Itu analisa kamu ?

Dayat : Iya, Pak. Itu analisa saya.

Bob Wikan (Juri) : Analisa kamu sangat bagus. Satu pertanyaan buat kamu. Jika kamu sebagai geologist di Pertamina, apakah kamu merekomendasikan daerah itu untuk dibeli ?

Dayat : Kalau saya sebagai geologist-nya, saya jawab saya akan beli daerah itu untuk dieksplorasi.

Bob Wikan (Juri) : Oke, bagus. Kamu sangat bagus.


Interpretasi Log Kualitatif yang dibuat Dayat dan tim

Bob Wikan juri dari Pertamina EP sedang mengoreksi log kualitatif hasil pekerjaan Dayat dan teman-teman.

Suara pun langsung pecah riuh seketika saat juri berkata seperti itu. Kami sebagai tim sangat bangga. Kami semakin percaya diri setelah itu. Juri menjabat tangan kami satu persatu dengan mengucapkan selamat. Hal itu membuat mood booster kami menjadi naik. Kami pun keluar sambil menunggu presentasi Fieldwork selanjutnya.

Pukul 13.30 presentasi Fieldwork pun dimulai. Saat itu kami sangat semangat. Diana dan Fahmi yang menjadi leader untuk bidang ini mempresentasikan hasil pengukuran stratigrafi di Sungai Cibeet. Presentasi berjalan lancar. Namun pada saat sesi tanya jawab dengan juri terdapat beberapa perbedaan pendapant antara juri dengan kami sebagai tim OGI UGM. Kami mempertahankan pendapat yang kami yakini sesuai dengan data yang telah kami ambil. Namun, juri tetap saja tidak sesuai dengan pendapat kami. Pada akhirnya presentasi Fieldwork selesai dengan cukup membuat hati kami down.

Pada sesi terakhir sekitar pukul 15.00 WIB, saya sebagai leader dari bidang Mining akan mempresentasikan hasil studi kasus yang berjudul Stream Sediment and Soil Geochemistry. Cukup menjadi beban untuk saya karena pada saat itu timku menyerahkan sepenuhnya untuk yang terbaik. Kemudiaan pada saat masuk ke dalam ruang sidang, entah mengapa perasaan saya biasa saja. Tidak tegang sama sekali. Sebelumnya saya sudah latihan presentasi di depan teman-teman. Saya terus mempositifkan pikiran saya. Juri yang didaulat untuk bidang Mining ini adalah Pak Adi Maryanto dan Pak Sukmandaru (Ketua MGEI). Presentasi pun dimulai dan Alhamdulillah tepat 15 menit saya menyelesaikan presentasi tersebut. Tepuk tang saya peroleh dari juri dan panitia yang bertugas di dalam ruangan tersebut. Lega, itulah bagaimana perasaan saya saat itu. Kemudian juri memulai sesi tanya jawab. Beginilah kiranya suasana saat presentasi.

Saat saya presentasi bidang Mining. Dari kiri - kanan : Dayat, Diana, Winda, Fahmi, dan saya (Rani).

Pak Adi (Juri) : Sebelumnya selamat untuk tim UGM, presentasi anda baik. Tapi tetap ada kekurangan dan kelebihannya. Mau dengar kekurangannya dulu atau kelebihannya ?

Rani : Terserah bapak saja. (Sambil senyum ketakutan)

Pak Adi : Yaudah kelebihannya dulu ya. Pertama, laporan kamu adalah laporan yang paling sistematis. Kedua, peta anomali yang kamu buat adalah peta anomali yang terbaik yang pernah saya lihat. Ketiga, hanya kamu yang memakai metode geostatistika untuk menunjang interpretasi. Great, good job !

Rani : Setelah mendengar pujian tersebut, kami semua langsung gembira. Suasana menjadi pecah seketika. Alhamdulillah makasih, Pak. Begitu jawan saya. 


Kemudian sesi tanya jawab pun dimulai. Baik Pak Adi dan Pak Sukmandaru memberikan beberapa pertanyaan untuk melihat seberapa saya mengusai studi kasus tersebut. Alhamdulillah saya dapat menjawab dengan lugas dan benar. Waktu sesi tanya jawab pun berakhir. Seketika itu pula Pak Sukmandaru yang notabene sebagai Ketua MGEI mengabadikan gambar kami dengan smartphone-nya. Terakhir mereka menjabat tangan kami sambil berkata, "Selamat, UGM sangat baik".


Kami keluar dari ruang sidang dengan perasaan sangat bangga. Diana memeluk saya. Dayat mengucapkan selamat pada saya karena dapat memberikan yang terbaik. Setelah itu kami berdoa dengan selesainya presentasi ini. Saat itu kami hanya ingin tawakal dan pasrah dengan keputusan-Nya. "Kami telah memberikan yang terbaik", begitu ujar Dayat.


Hari Keenam Geowisata dan Pengumuman
Pada hari keenam ini tanggal 17 Mei 2012, seluruh peserta dan panitia OGI 2012 membaur menjadi satu untuk melakukan perjalanan ke beberapa tempat wisata di kota Bandung. Pagi itu terasa sangat lega karena kami sudah tidak lagi menghadapi segala macam bentuk tes yang sangat memusingkan itu. Kami dilebur jadi satu sehingga tidak ada pengelompokkan berdasarkan universitas manapun. Beginilah suasana sebelum kenerangkatan menuju tempat wisata di Bandung.


Tim UGM bersama L.O terbaik kami. (Kiri - kanan : Fahmi, Winda, saya (Rani), Diana, Rieza, dan Dayat)


Kemudian tujuan geowisata saat ini adalah Museum Geologi Bandung. Di sana kami melihat komponen-komponen bumi, penyusun bumi (batuan dan mineral), fosil, dan menonton film yang diputar di sana. Setelah itu kami berjalan menuju arah ke Lembang untuk melihat Sesar Lembang. Di sana kami diterangkan bagaimana terjadinya Sesar Lembang oleh pembicara dari Badan Geologi. Terakhir kami menuju Tangkuban Perahu. Di sana kami berjalan menuju kawah-kawah yang ada di sana. Cukup menyenangkan saat itu untuk para peserta yang telah berkutat dengan studi kasus selama 5 hari.



Geowisata saat di Tangkuban Perahu bersama (kiri-kanan) : Winda, saya (Rani), Diana, Mute (ITB), dan Ica (ITB.

Para peserta dan panitia OGI 2012 berendam air panas di Kawah Domas, Tangkuban Perahu.

Setelah seharian kami semua berwisata di daerah Bandung, sorenya kami dan panitia menuju Maja House. Di Maja House inilah akan diadakannya penutupan untuk rangkaian acara OGI 2012 ini. Makan malam pun dimulai. Tapi saat itu saya dan Dayat malas untuk makan. Hati Dayat tidak tenang karena pengumuman akan dilakukan dipenghujung acara. 

Tim UGM (kiri - kanan) : Dayat, saya (Rani), Winda, Diana, dan Fahmi.

Setelah acara makan malam dan penampilan band, akhirnya pada penghujung acara yang dinanti-nantikan yaitu pengumuman kejuaraan Olimpiade Geologi Indonesia. Dengan perasaan yang sangat menegangkan dan hati yang cemas, kami menunggu pengumuman tersebut. Sebelumnya terjadi percakapan anatar Dayat dan Rieza (L.O kami) :

Dayat : Za, lo tau kan siapa juara 1 - nya ?

Rieza : Nggak lah, gue nggak tau. 

Dayat : Ah, bohong lo, Za. Please, Za siapa yang menang ?

Rieza : Yaelah tinggal lo tunggu aja kalee. Nih gue ada pertanyaan buat kalian semua ? Kalo kalian juara, tapi nggak juara 1, gimana?

Dayat : Yah kalo juara 2 atau 3 berarti kami nggak juara itu namanya. (Dayat menjawab sambil keringat dingin).

Dayat yang duduk di sebelah saya, kemudian melemparkan pertanyaan pada saya

Dayat : Ran, kamu yakin nggak kita bakal juara 1 ?

Rani : Ya ampun udah lah day, insyaAllah aku yakin, Day.. Tenang aja. Kita kan udah megang the best Petroleum presentation dan the best Mining presentation.

Dayat : Iya juga ya. Masalahnya aku kan leader, gila aja kalu sampe kalah. Mau ditaro di mana ini muka aku.


Kemudian kami kembali terkonsentrasi pada MC. Kemudian panitia mengumumkan pemenangnya. Dan akhirnya UGM kembali menjadi Juara 1 Olimpiade Geologi Indonesia untuk ketiga kalinya. Saat diumumkan kami langsung menjerit "GEOLOGI SAMPE MATI". Alhamdulillah kami sangat senang, rasanya perut langsung kenyang walaupun saya dan Dayat tidak makan malam itu. Untuk juara 2 dimenangkan oleh tim ITB dan juara 3 dimenangkan oleh Unpad tim 2.


Tim UGM Juara 1 Olimpiade Geologi Indonesia 2012 di Unpad (kiri - kanan) : Fahmi, saya (Rani), Dayat, Winda, dan Diana

Kiri - kanan : Dayat, saya (Rani), Winda, Diana, dan Fahmi.
Tim UGM bersama tim ITB (juara 2) dan tim Unpad 2 (juara 3).

Alhamdulillah, perjuangan kami tidak sia-sia. Seperti pesan Ketua Jurusan kami, Bapak Sugeng Sapto Surjono, "Tunjukkan kualitas Teknik Geologi UGM". Once again, congratulation UGM. I'm proud to be part of you.

Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh warga Teknik Geologi UGM dan dosen yang telah membimbing kami. Semoga UGM dapat terus mempertahankan gelarnya. Geologi Sampai Mati ! :D

Cheers up 

Label : #OGI2012 , #UGM